Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Berkali-Kali Panaskan Rendang dan Opor, Waspadai Penyakit Jantung

Berapa banyak Anda menyiapkan hidangan rendang dan opor? Bila dipanaskan berulang kali makanan itu bisa tingkatkan risiko jantung dan stroke.

24 Mei 2020 | 15.30 WIB

Ilustrasi rendang. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi rendang. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pada umumnya sajian Hari Raya Lebaran seperti rendang atau opor ayam dibuat dalam porsi banyak dan biasanya tidak habis dalam satu kali penyajian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Alhasil panganan yang identik dibuat dengan santan itu, mengalami beberapa kali proses pemanasan. Namun, berapa kali makanan bersantan boleh dipanaskan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ahli gizi dari Mayapada Hospital Kuningan, Christina Andhika Setyani, menjelaskan bahwa makanan apapun yang mengalami pemanasan berulang pasti akan mengurangi nilai gizi bahkan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.

"Misalnya rendang, jika dipanaskan berulang ulang pasti rasanya makin enak. Ya, sebenarnya memang makin enak dari segi rasa di mulut tetapi dari efek jangka panjangnya yang tidak enak," kata Andhika pada ANTARA di Jakarta, Minggu 24 Mei 2020.

2 resep istimewa Hari Raya Idul Fitri yakni resep opor ayam dan sambal goreng hati kentang ala Chef Vindex Tengker (Dok. Hotel Le Meridien Jakarta)

Christina menjelaskan santan yang dipanaskan berulang kali atau mengalami proses pemasakan yang panjang akan merubah kandungan lemak di dalamnya menjadi lemak jenuh. "Lemak jenuh inilah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke," tambah dia.

Kendati demikian ada beberapa trik untuk memasak makanan bersantan agar jadi lebih aman untuk tubuh. "Sebaiknya saat memasak makanan yang menggunakan santan, masukkan santan terakhir sesaat masakan akan matang," jelas Christina.

Memasak santan sebenarnya tidak perlu terlalu lama, karena jika santan dimasak terlalu lama maka santan akan mengeluarkan minyak dan lapisan minyak inilah yang berbahaya karena mengandung lemak jenuh.

Jika memang harus dipanaskan maka sebisa mungkin panaskan seminimal mungkin dan jangan sampai terbentuk lapisan minyak di atasnya, tambah Christina.

"Supaya tidak menjadi boomerang untuk kesehatan kita maka sebaiknya barengi konsumsi makanan berlemak tinggi dengan serat 2 kali lipat lebih banyak, aktivitas fisik dan konsumsi air putih yang cukup," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus