Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jadi Penyebab Wafatnya Barbie Hsu, Turunkan Risiko Kena Radang Paru dengan Vaksin Pneumonia

Pulmonolog sebut pemberian vaksin pneumonia dapat melindungi dari penyakit lain akibat infeksi bakteri pneumokokus di paru-paru ini.

15 Februari 2025 | 21.23 WIB

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia adalah kondisi peradangan paru akibat infeksi bakteri maupun virus. Spesialis paru dan kedokteran respirasi Rania Imaniar mengatakan vaksinasi pneumonia adalah salah satu cara menurunkan risiko terkena radang paru-paru atau pneumonia akibat infeksi bakteri pneumokokus. Pemberian vaksin tidak berarti membuat orang terbebas dari risiko pneumonia namun dapat meringankan gejala serta mencegah risiko terjadi komplikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pada dasarnya, vaksin diberikan untuk merangsang daya tahan tubuh agar menciptakan antibodi yang kemudian dapat mengenali kuman sehingga tidak terinfeksi," katanya, Jumat, 14 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia mengatakan pemberian vaksin pneumonia juga dapat melindungi dari penyakit lain akibat infeksi bakteri pneumokokus, termasuk bronkopneumonia dan meningitis, bahkan sepsis. Pada lansia dan anak-anak, radang paru-paru dapat berisiko fatal. Karena itu, perlu upaya pencegahan yang tepat dengan menerapkan pola hidup sehat serta mendapat vaksin pneumonia.

Penyebab wafatnya Barbie Hsu
Penyakit paru ini mengemuka belakangan ini seiring kabar meninggalnya artis terkenal asal Taiwan, Barbie Hsu, akibat pneumonia yang dipicu influenza. Adapun, vaksin pneumonia dapat diberikan pada beberapa kelompok maupun kondisi, antara lain anak berusia kurang dari 5 tahun, lansia, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk yang sedang menjalani kemoterapi, penderita diabetes, dan pengidap HIV.

Kelompok lain adalah yang memiliki kelainan bawaan, terutama penyakit jantung bawaan, menderita penyakit kronis seperti asma, diabetes, dan gagal ginjal kronis, mengalami kelainan darah seperti talasemia dan anemia sel sabit. Selain itu, pemilik riwayat operasi seperti operasi implan koklea, transplantasi organ, atau pengangkatan limpa, serta memiliki kebiasaan merokok. Rania menyarankan sebelum divaksin pneumonia, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar mendapat saran terbaik sesuai kondisi.

"Saat konsultasi, sebaiknya informasikan riwayat kesehatan Anda termasuk obat dan suplemen yang rutin dikonsumsi, alergi, adanya keluhan maupun alasan khusus melakukan vaksin ini," saran Rania.

Bagi pasien wanita, status kehamilan, termasuk sedang merencanakan kehamilan, hamil dan menyusui, juga perlu diinformasikan ke dokter saat berkonsultasi. Selain itu, informasikan juga riwayat kesehatan keluarga, terutama riwayat alergi dan kelainan pendarahan maupun autoimun. 

Terakhir, pastikan tubuh cukupistirahat, dalam kondisi prima, dan tidak sedang sakit mendekati jadwal pemberian vaksin pneumonia. Jika merasa kurang sehat atau mengalami gejala yang mengarah pada pneumonia, sebaiknya periksakan diri terlebih dulu ke pulmonolog dan kedokteran respirasi.

"Apabila dinyatakan sedang mengalami pneumonia maka Anda perlu menjalani pengobatan terlebih dulu sampai sembuh, barulah bisa mendapatkan vaksin pneumonia," jelasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus