Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Realitas Virtual Pengubah Jurnalisme

dunia jurnalistik dimuBerbagai penemuan baru dalam dunia jurnalistik seolah-olah menjadi penerobos batas-batas yang ada.

15 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Realitas Virtual Pengubah Jurnalisme
Perbesar
Realitas Virtual Pengubah Jurnalisme

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ignatius Haryanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pengajar Jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bayangkanlah peristiwa seperti ini akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Seseorang berjalan di jalan umum dengan menggunakan kacamata tebal. Kacamata itu bukan sembarang kacamata, melainkan kacamata yang menghadirkan realitas lain di kepala si pemakainya. Orang lain mungkin akan melihatnya dengan penuh tanda tanya, seolah-olah sedang menggapai-gapai sesuatu. Sementara itu, mulutnya kadang-kadang menampilkan senyum, terkadang menutup rapat. Si pengguna kacamata itu akan berkata, “Inilah realitas hari ini untuk menikmati berita.”

Ratusan tahun jurnalistik telah hadir di tengah-tengah manusia. Mungkin tak ada percepatan yang sedemikian masif terjadi dalam dua puluh tahun belakangan ini. Saat ini orang meratapi makin tergencetnya surat kabar ataupun majalah. Bahkan stasiun televisi pun sedang waswas. Namun berbagai penemuan baru dalam dunia jurnalistik--dan “saudara-saudara” lainnya, seperti games, fotografi, dan film—seakan-akan menjadi penerobos batas-batas yang ada.

Dua penemuan besar yang juga berdampak pada dunia jurnalistik adalah Artificial Intelligence (AI) dan Virtual Reality (VR). Ini menggenapi penemuan lain sebelumnya, yaitu kamera drone. Pavlik mencatat transformasi digital dalam dunia jurnalistik dimulai pada 1952 ketika Fred Friendly memperkenalkan komputer UNIVAC ke stasiun televisi CBS. Sejak itu, perlahan-lahan teknologi komputer makin merasuk dalam dunia jurnalistik dan mengubah wajahnya secara drastis. Bahkan game pun mulai digunakan untuk kepentingan jurnalistik, demi menghasilkan pengalaman terlibat dari audiens terhadap produk-produk jurnalistik.

Buku yang ditulis John H. Pavlik ini, selain mengurutkan aneka penemuan baru dalam dunia jurnalistik, memberikan sejumlah catatan atas isu-isu penting yang dihasilkan dari penemuan-penemuan tersebut. Pavlik membingkai semua penemuan itu dalam kerangka bagaimana konsumen media hari ini juga ingin mencicipi lebih jauh atau merasakan lebih dalam pengalaman berada dalam pemberitaan yang diproduksi media (experiential stories).

Pavlik adalah guru besar jurnalisme dan studi media di School of Communication and Information, Rutgers University. Sebelumnya, ia menulis sejumlah buku, seperti Journalism and New Media (2001), Media in Digital Age (2008), dan Digital Technology and The Future of Broadcasting: Global Perspectives (2016). Buku-buku itu ditulis dengan bahasa yang enak dibaca, penuh dengan sejumlah insight, dan ia tak menjadikan dirinya sebagai seorang penganut technological determinism (teknologi sebagai penentu segalanya).

Dengan detail, Pavlik merunut sejarah penggunaan berbagai teknologi dalam jurnalistik. Kronologi semacam itu penting sebelum kita melihat aneka teknologi pada hari ini. Dengan detail pula, Pavlik menyebutkan berbagai perusahaan yang menjadi otak dari pengembangan teknologi tertentu. Ia dengan adil memberi ruang bagi para konsumen media, apa yang mereka harapkan dari penemuan teknologi tersebut. Semua teknologi yang ada bertujuan untuk memanjakan dan membuat para konsumen menjadi lebih nyaman untuk menikmati berita. Karena itu, Pavlik mendefinisikan tiga kategori penting yang dimiliki oleh temuan teknologi baru tersebut: melibatkan pengguna (immersive), interaktif, dan multisensory.

Pavlik, yang juga pernah mengajar di Columbia University, dengan fasih menyebutkan sejumlah media di dunia yang telah menggunakan teknologi-teknologi baru serta sejumlah karya yang telah dihasilkannya. Media-media yang ada di deretan terdepan penggunaan teknologi baru ini, antara lain, adalah The New York Times, The Washington Post, dan The Guardian. Pasti banyak dari kita yang tertarik untuk mencoba pengalaman baru menikmati karya jurnalistik secara lebih mendalam, merasuk, dan mungkin memunculkan perasaan kagum (atas keindahan panorama alam yang ditunjukkan), serta tegang dan takut (melihat pengalaman perang yang terjadi di Syria, misalnya).       

Sebelum kita buru-buru memuji penemuan teknologi ini terlalu berlebihan, Pavlik pun mengingatkan bahwa ada sejumlah isu yang masih harus didalami tentang penemuan teknologi baru ini. Isu-isu itu menyangkut masalah regulasi (termasuk hukum dan etika), terutama yang berkaitan dengan soal privasi, ekonomi—tak semua media sanggup berinvestasi pada teknologi ini—kekayaan intelektual, serta infrastruktur jaringan pendukung.

Tentu saja kita di Indonesia berandai-andai media mana yang berani berinvestasi pada penggunaan teknologi canggih untuk pengalaman mendapatkan berita yang makin melibatkan pengalaman dari para konsumennya. Tapi saya kira kendala pertama adalah persoalan ekonomi dan teknologi yang mahal. Dengan adanya pagebluk ini, semua industri media sedang mengencangkan ikat pinggang.

Di sisi lain, infrastruktur kita belum sepenuhnya mendukung untuk pengunggahan ataupun pengunduhan produk-produk tersebut. Tak semua wilayah di Indonesia memiliki kapasitas yang sama untuk melakukan unggah dan unduh. Baiklah, kita melihat ini sebagai suatu inspirasi untuk mengembangkan produk jurnalistik ke depan, dengan tetap realistis melihat situasi yang ada di Indonesia. (*)


Journalism in the Age of Virtual Reality: How Experiential Media Are Transforming News

Penulis             : John H. Pavlik

Penerbit           : New York: Columbia University Press, 2019

Tebal               : 284 halaman 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus