Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan memang diwajibkan untuk umat Islam. Meski demikian, penderita diabetes sebaiknya mempertimbangkan kembali kondisi sebelum menjalaninya. Karena itu, mereka disarankan menjalani pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi ke spesialis penyakit dalam atau spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, metabolik, dan diabetes setidaknya 1-2 bulan sebelum puasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah, dan menentukan apakah kondisi tubuh pasien aman untuk berpuasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala. Spesialis penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes M. Ikhsan Mokoagow mengingatkan sejumlah hal yang perlu penderita diabetes perhatikan saat berpuasa demi mencegah terjadinya komplikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jangan melewatkan makan sahur agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia," kata dokter di RS Pondok Indah – Puri Indah itu.
Ia mengatakan kebutuhan kalori tidak berubah saat puasa Ramadan, yakni komposisi 40-50 persen saat berbuka puasa dan 30-40 persen saat sahur, ditambah 1-2 camilan sehat sejumlah 10-20 persen dari total kalori. Makan sahur dianjurkan mendekati waktu imsak atau subuh. Sementara berbuka sebaiknya sesegera mungkin agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.
Penderita diabetes harus menghindari makan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa karena mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Mereka perlu memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat karena memberikan rasa kenyang lebih lama.
"Misalnya nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak, khususnya saat makan sahur," ujar Ikhsan.
Hindari makanan manis
Pasien juga perlu menghindari makanan yang digoreng dan terlalu manis. Makanan yang digoreng dapat menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah. Sementara makanan terlalu manis dapat mengganggu kestabilan kadar gula darah sehingga tidak dianjurkan saat sahur maupun berbuka puasa.
Khusus saat berbuka puasa, pasien juga tidak disarankan menyantap jus kalengan atau jus segar dengan tambahan gula dan sirup karena dapat meningkatkan risiko hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah. Di sisi lain, perhatikan kecukupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Menurut Ikhsan, penderita diabetes mudah mengalami dehidrasi karena tubuh kekurangan cairan. Terlebih saat berpuasa, otomatis tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup sehingga perlu digantikan setelah berbuka sampai waktu sahur.
Minum air putih lebih dianjurkan dibanding minuman manis atau yang mengandung kafein seperti kopi dan teh. Minuman berkafein bersifat diuretik, mendorong lebih sering kencing sehingga berisiko memicu dehidrasi. Selain asupan makanan, Ikhsan juga mengingatkan pemeriksaan gula darah teratur selama berpuasa sesuai anjuran dokter yang didasarkan pada kondisi dan pengobatan yang diberikan.
Akan tetapi, kapan pun pasien mengalami gejala hipoglikemia atau hiperglikemia dianjurkan untuk segera memeriksakan kadar gula darah. Gejala hipoglikemia atau kadar gula darah turun antara lain berkeringat dingin, gemetar, dan pusing. Untuk mengatasinya, segera batalkan puasa dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, seperti permen, teh manis, dan jus buah.
"Jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dl, lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa atau saat merasa tubuh tidak sehat atau fit," jelasnya.
Lebih lanjut, penderita diabetes sebaiknya tetap berolahraga rutin ketika puasa untuk menjaga kebugaran dan sebaiknya tidak dilakukan berlebihan agar tak menyebabkan hipoglikemia. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan ialah tetap mengonsumsi obat yang diberikan dokter.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.