Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Chintami Atmanegara memiliki ketertarikan khusus dengan batik. Penyanyi yang kini berprofesi sebagai desainer Chintami Atmanegara mengaku sangat mencintai kain batik dari Rembang yaitu batik tulis lasem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan salah satu alasannya mencintai batik lasem karena motifnya yang cantik. “Pertama kali pakai kain batik Rembang itu saya senang sekali motifnya. Salah satunya motif tiga negeri dengan warna-warna tanah, agak belel, tapi tetap menarik,” ujarnya ditemui di peragaan busana “Tribute to Batik Indonesia” di Pasaraya, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Batik Lasem sendiri itu memang sangat cantik dan klasik. “Sekarang sudah berwarna-warni, klasik dan ada unsur Tionghoa-nya seperti bunga-bunga,” tuturnya. Menurut Chintami, keunggulan Batik Tulis Lasem ada pada corak, motif maupun warna yang semuanya dibuat melalui proses pekerjaan tangan (handmade) yang tentunya membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan khusus.
Berbagai jenis Batik Tulis Lasem diantaranya adalah Kedhono-Kedhini, Tiga Negeri, Empat Negeri, Sekar Jagad, Latohan, Es Teh, Esuk-Sore, Gunung Ringgit, Lokcan dan masih banyak lagi lainnya.
Ia menambahkan, dalam mendesain busana dari kain batik harus hati-hati dan jangan sampai mendesain baju berlebihan. “Artinya corak dan motif pada kain batik tersebut tidak boleh hilang,” jelasnya. Chintami Atmanegara menjadi salah satu desainer yang ikut serta untuk memeriahkan Hari Batik Nasional yang digelar Pasaraya sejak tanggal 2-31 Oktober 2018. Dengan mengangkat tema ‘The Art of Rembang’ menghadirkan 60 booth bazaar dan pameran ragam produk unggulan khas Rembang seperti Batik Tulis Lasem, Kerajinan dari Kulit Ikan Pari, Rajut, dan produk hasil karya UKM lainnya.