Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dampak Terlalu Lama Terpapar Polusi Udara bagi Kesehatan Pernapasan

Dokter paru mengungkapkan paparan polusi udara dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit saluran pernapasan.

20 Januari 2023 | 13.27 WIB

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara masih menjadi musuh kesehatan. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, mengungkapkan paparan polusi udara dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit saluran pernapasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Polusi udara itu sebagian besar memang di luar ruangan. Namun demikian juga seringkali terjadi di dalam ruangan, seperti memasak, emisi alat elektronik, hingga asap rokok," kata Agus dalam media briefing bertema "Polusi Udara dan Dampaknya pada Kesehatan", Kamis, 19 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menjelaskan dua penyebab polusi udara, yakni polusi udara secara alami seperti letusan gunung berapi, kebakaran hutan, hingga sumber air panas. Sedangkan polusi udara lain biasanya disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya di luar ruangan disebabkan oleh debu, emisi kendaraan berbahan bakar fosil, industri, dan pembakaran sampah.

Infeksi saluran pernapasan
Selanjutnya, polusi udara di dalam ruangan biasanya disebabkan oleh kegiatan memasak menggunakan bahan bakar minyak, asap rokok di dalam rumah, hingga emisi yang ditimbulkan sejumlah alat elektronik rumah tangga.

"Dampak polusi jangka pendek itu iritasi dan infeksi saluran pernapasan. Dalam jangka waktu lama kemudian menyebabkan seperti asma, kerusakan saraf, dan kanker," ujar Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu.

Ia mengatakan berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2022 sebanyak 7 juta kematian prematur setiap tahun di dunia disebabkan polusi udara. Adapun dari jumlah tersebut, kematian akibat peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi (pneumonia) sebesar 21 persen, stroke 20 persen, jantung koroner 34 persen, penyakit paru kronis 19 persen, dan kanker paru 7 persen.

Ia mengimbau masyarakat terus menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari dampak buruk polusi udara, misalnya dengan menjaga kebersihan di dalam rumah, penggunaan kendaraan yang minim emisi karbon seperti kendaraan listrik, dan menggunakan masker di lokasi yang tinggi polusi.

"Karena banyak yang hidup sehat tetapi akhirnya mengidap penyakit, ternyata disebabkan oleh polusi. Ini yang biasanya tidak disadari," tegasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus