Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu desainer yang mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia lewat karya-karyanya adalah Didiet Maulana. Direktur kreatif IKAT Indonesia ini banyak terinspirasi dari kain tenun khas Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya dengan kain, Didiet mewujudkan kecintaannya dengan tanah Sumba melalui laman Bhumi Sumba. Menurutnya, laman ini sebagai salah satu media untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada anak muda jaman sekarang. Apalagi, kini semakin banyak anak muda jaman now yang tertarik mengunjungi Sumba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Berawal dari mencari penenun di daerah, aku kalau mau perjalanan ke setiap daerah selalu mentok menggali informasi tentang daerah tersebut, tempat mana yang harus dikunjungi, belum ada web yang komprehensif tentang suatu daerah,” ujarnya saat memperkenalkan Bhumi Sumba dalam peluncuran platform Krowd di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018.
Dalam laman tersebut, Didiet berperan sebagai inisiator, sedangkan tim kreatifnya dipertemukan lewat platform Krowd yang didirikan oleh Vidi Aldiano. Ada tiga bagian dalam Bhumi Sumba, yakni Akar yang berisi tentang sejarah Sumba, Titik berisi lokasi-lokasi di Sumba yang wajib dikunjungi, serta Budaya yang berisi tradisi-tradisi Sumba.
Artikel lain:
Gaya Keren Baju Musim Dingin Rossa saat Liburan di Shanghai
Kiat Mencuci Batik dengan Mesin dari Barli Asmara
Ragam Warna Kebaya Iriana Jokowi
Tidak hanya itu, Didiet akan memperkaya Bhumi Sumba dengan konten yang berisi tentang gaya pakaian khas Sumba yang dikemas dengan grafis yang menarik, makna motif kain tenun Sumba dan cara memakai kain Sumba. Didiet juga berencana berkolaborasi dengan desainer lain yang mengaplikasikan kain Sumba dalam karyanya, seperti Biyan dan Chitra Subiyakto.
“Ini masih akarnya dulu, ke depannya kolaborasi dengan banyak desainer fashion Indonesia yang sudah mengaplikaskan kain Sumba untuk memberikan inspirasi, kerja untuk Indonesia enggak bisa mengandalkan nama dan brand sendiri, harus berkolaborasi,” ujarnya.
Didiet ingin Bhumi Sumba meningkatkan jumlah wisawatan dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat di Sumba. Setelah Bhumi Sumba, dia juga berharap bisa mengeksplorasi daerah lain di Indonesia, seperti Aceh, Papua, Bali, sehingga dapat melahirkan Bhumi lainnya.