Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Diet Vegan ala Sophia Latjuba akan Semakin Populer?

Aktris Sophia Latjuba mengikuti gaya diet vegan. Sophia Latjuba sempat menampilkan makanannya yang sama sekali tidak mengandung daging.

20 Januari 2018 | 11.15 WIB

Aktris Sophia latjuba ditemui dibelakang panggung Konser Gue 2 di area Driving Range Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 4 Februari 2017. TEMPO/Dini Teja
Perbesar
Aktris Sophia latjuba ditemui dibelakang panggung Konser Gue 2 di area Driving Range Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 4 Februari 2017. TEMPO/Dini Teja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Sophia Latjuba mengikuti gaya diet vegan. Hal itu terlihat dari beberapa unggahannya di mesia sosial Instagram. Sophia Latjuba sempat menampilkan makanannya yang sama sekali tidak mengandung daging. Masih dari media sosialnya, Sophia Latjuba mengaku mendapat banyak pertanyaan bagaimana ia bisa bertahan tanpa memakan daging jenis apapun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diet vegan seperti yang dilakukan Sophia Latjuba kemungkinan juga akan dilakukan beberapa masyarakat Indonesia. Mengatur makanan memang menjadi resolusi yang paling populer pada tahun ini dan tahun-tahun lainnya. Diet dan semakin rajin berolahraga akan dilakukan mereka yang sangat ingin menurunkan berat badan di tahun baru ini. Para ahli nutrisi memprediksi tahun ini masyarakat kembali ke diet ala vegetarian (tidak memakan produk hewani selain telur dan susu) atau vegan (sama sekali tidak memakan produk hewani). Baca: Advent Bangun Gagal Ginjal, Simak Gejala dan Penyebabnya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pakar nutrisi internasional Libby Limon memprediksi pola diet yang menyerupai vegetarian akan kembali populer. "Secara spesifik, tahun ini akan menjadi tahun emas bagi jamur-jamuran," kata dia, seperti dikutip dari Telegraph, awal Januari 2018. Limon mengatakan, saking populernya, jamur akan menjadi pilihan untuk ditambahkan dalam minuman smoothies.

Limon berujar, jamur sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh. "Saya menggunakannya untuk mengatasi batuk dan pilek, bahkan infeksi saluran kemih," kata dia. Namun khasiat jamur berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Limon menyebutkan jamu Reishi dan Cordyceps memiliki profil yang berbeda, sehingga khasiatnya berbeda.

Ilustrasi diet. shutterstock.com

Pakar nutrisi lainnya, Tom Oliver, menuturkan, banyak orang mulai memperhatikan diet ala vegetarian. Menurut Google Trends, terdapat peningkatan pencarian kata kunci vegetarian atau vegan di Internet. Pencarian kata-kata tersebut meningkat dalam lima tahun terakhir. Puncaknya terjadi pada Desember 2017. Baca: Sering Mimpi Buruk? Lakukan Ini agar Cemas Hilang

Selain itu, dia mengimbuhkan, orang-orang mulai peduli pada pemenuhan Omega-3. "Omega-3 merupakan kandungan nutrisi pokok dalam makanan yang harus terpenuhi dan orang-orang mulai peduli," kata dia. Sebab, sebelumnya banyak orang yang tak terlalu mempedulikan pemenuhan Omega-3 dari makanan yang disantap. Sumber makanan yang kaya akan Omega 3 adalah kacang-kacangan, biji rami, dan salmon.

Adapun pakar nutrisi Rhiannon Lambert mengatakan diet ala vegetarian merupakan tantangan untuk dirinya sendiri pada tahun ini. "Resolusi terbesar saya adalah menerapkan pola makan yang banyak mengkonsumsi apa yang dihasilkan tanaman, tidak hanya sayur," kata dia. Lambert menegaskan bahwa resolusinya ini tak berarti menihilkan konsumsi protein hewani. "Saya hanya ingin memperbesar porsi sayuran dan tidak memakan daging merah pada hari Senin," kata dia.

Namun Lambert mewanti-wanti beberapa orang yang melakukan diet vegan karena alasan yang salah. "Orang kebanyakan tertarik dengan diet vegetarian untuk menurunkan berat badan secara instan dengan cara yang salah," kata dia. Padahal, menurut Lambert, diet vegetarian juga dapat menaikkan berat badan. Baca: Intip Resep Prabowo Subianto Turunkan Berat Badan 13 Kilogram

Lambert mengatakan, pada 2018, orang-orang akan cenderung memiliki pandangan yang tepat mengenai diet. Diet atau pengaturan pola makan tidak hanya dilakukan untuk mencapai berat badan tertentu. "Orang-orang mulai berpikir mengenai keseimbangan dan tujuan utama dari pengaturan pola makan, yaitu untuk menjaga kesehatan tubuh," dia mengungkapkan.

Unggahan Sophia Latjuba tentang anti makan daging di Instagram /Instagram

Karena itu, banyak orang mulai memperbesar porsi sayuran pada piring mereka, bukan daging atau karbohidrat. Dia juga mengingatkan soal kesehatan bakteri yang bercokol pada sistem pencernaan manusia. "Untuk memastikan kesehatan saluran cerna, konsumsilah makanan yang banyak mengandung prebiotik, seperti yogurt, kimchi, dan sauerkraut," kata dia. Baca: Cinta Penelope Hapus Tato, Amankah untuk Kesehatan?

Pakar nutrisi internasional lainnya, Jennifer Ashton, menyeru orang-orang mulai memperhatikan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Dia mengatakan banyak mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan merupakan resep anti-inflamasi yang mujarab. Dia juga menyarankan hal yang sama seperti Lambert, yaitu memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung prebiotik. "Prebiotik adalah makanan yang mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik di usus," kata dia.

Selain itu, prebiotik dapat membantu tubuh menyerap kalsium, menjaga kesehatan tulang, dan memainkan peran penting dalam mengelola kesehatan sistem pencernaan. Mendapatkan prebiotik sangat mudah, menurut Ashton, karena terdapat dalam kacang kedelai, gandum utuh, pisang, dan asparagus. 

TELEGRAPH | ABC NEWS 

Dini Pramita

Dini Pramita

Dini Pramita saat ini adalah reporter investigasi. Fokus pada isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus