Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Ungkap Kaitan Siklus Menstruasi Tak Teratur dan Diabetes

Pakar mengatakan diabetes pada wanita dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Simak penjelasannya.

4 Juni 2023 | 21.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kalendar menstruasi. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Leny Puspitasari mengatakan diabetes pada wanita dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Siklus menstruasi yang normal adalah 23-35 hari. Namun, siklus menstruasi pada penderita diabetes bisa jadi lebih panjang, lebih pendek, atau bahkan tidak ada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Diabetes dan siklus menstruasi ini sangat berhubungan. Diabetes membuat siklus menstruasi tidak teratur," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alumni Universitas Brawijaya itu menambahkan gangguan siklus menstruasi bisa terjadi pada wanita, baik penderita diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2. Menurutnya, hal tersebut disebabkan faktor hormonal. Wanita dengan diabetes melitus tipe 2 berisiko mengalami anovulasi atau ovulasi yang tidak normal, di mana ovarium tidak melepaskan sel telur ke tuba falovi. Sementara itu, wanita dengan diabetes melitus tipe 1 biasanya mengalami menopause lebih awal.

Catat siklus menstruasi
Di samping membuat siklus menstruasi tidak teratur, Leny mengatakan hal sebaliknya juga bisa terjadi, yakni menstruasi juga mempengaruhi terjadinya diabetes. Ia menjelaskan kadar gula darah dapat berubah selama siklus menstruasi. Pada hari pertama hingga ke-10 pada siklus menstruasi normal, sensitivitas insulin normal karena progesteron rendah meski kadang-kadang masih ada sedikit peningkatan gula darah di awal.

Selanjutnya, pada hari ke-11 hingga 14, yang merupakan fase ovulasi, gula darah meningkat sesaat. Pada fase ini terjadi peningkatan resistensi insulin karena peningkatan LH, FSH, dan estrogen. Pada hari ke-15 hingga 20, kadar gula darah relatif stabil. Lalu pada hari ke-21 hingga 28 atau sekitar seminggu sebelum haid terjadi peningkatan kadar gula darah yang cukup signifikan karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan peningkatan resistensi insulin.

"Jadi ada fase yang terjadi peningkatan gula darah, yaitu fase ovulasi dan fase di hari ke-21 hingga 28," jelasnya.

Mengingat eratnya kaitan antara diabetes dan siklus menstruasi, Leny pun mengimbau para wanita untuk mencatat siklus menstruasi setiap bulan paling tidak selama 3-6 bulan. Kemudian, pelajari pola gula darah dengan mencatat kadar gula darah selama minimal dua bulan. Dengan begitu dapat ditentukan apakah ada keterkaitan antara peningkatan gula darah dengan siklus menstruasi.

"Setelah dicatat dua-duanya, baru kita matching-kan, setelah itu kita sesuaikan dosis obat yang kita punya. Berapa banyak yang mau kita naikkan itu tergantung dari hasil pencatatan yang sudah ada," ujar Leny.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus