Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada beragam jenis bunga yang menjadi bahan utama produk kecantikan. Mulai dari bunga mawar, melati, kembang sepatu, bunga edelweiss, dan sebagainya. Khusus untuk bunga edelweiss, banyak orang menyebutnya sebagai Survival Star karena mampu bertahan hidup dalam cuaca ekstrem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Head of Wardah Face Care, Paragon Technology and Innovation, Tiara Putri mengatakan, bunga edelweiss tetap hidup meski menghadapi empat tantangan sekaligus. "Sudah terbukti bunga edelweis dari Pegunungan Alpen Swiss memiliki kekuatan di iklim yang ekstrem," kata Tiara dalam peluncuran Wardah Crystal Secret pada Sabtu, 30 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fabrice Guillemard dari DSM Global Skin Expert, perusahaan farmasi asal Swiss, mengatakan budidaya bunga edelweis di Pegunungan Alpen Swiss berbeda dengan tempat lain. Empat hal yang menurut dia, membuat edelweiss sebagai bunga yang kuat karena tumbuh di dataran tinggi hingga 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), suhunya sangat dingin, tingginya paparan radiasi sinar ultraviolet, dan angin kencang yang dapat memicu dehidrasi.
Setelah diuji, bunga edelweiss mengandung antioksidan yang tinggi bernama leontopodic acid. Ditambah kondisi lingkungan yang bersih, mendapatkan sumber dari air murni dari pegunungan, dan tidak terkontaminasi bahan kimia. "Ini yang menjadikan bunga edelweiss termasuk tanaman yang cocok menjadi bahan dasar kosmetik," katanya.
Vice President of Research and Development, Paragon Technology and Innovation, Sari Chairunnisa mengatakan, antioksidan yang tinggi pada ekstrak bunga edelweiss itu kemudian dikombinasikan dengan bahan aktif pencerah kulit alpha arbutin. "Dua kandungan ini efektif mencerahkan kulit dan mengatasi warna kulit yang tidak merata," ujarnya.
Masalah warna kulit tidak merata yang kerap dialami oleh masyarakat Indonesia, menurut dia, di antaranya kulit kusam, terjadi pigmentasi ekstrem karena bekas jerawat, habis digigit nyamuk, beruntusan, problem kantung mata, mata panda, sampai reaksi alergi.
Pemulihan atas warna kulit yang tidak merata ini, menurut dia, membutuhkan waktu yang bervariasi, tergantung seberapa dalam pigmentasinya. Kalau sudah berwarna coklat tua atau kehitaman, menurut Sari Chairunnisa, maka butuh waktu yang cukup lama.
Baca juga:
Edelweis di Bali Akan Dijadikan Bahan Baku Dupa dan Parfum