Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Pada fase merangkak, bayi mulai banyak bersentuhan dengan kotoran. Tidak peduli seberapa sering Anda membersihkan lantai dan rumah, bayi yang mulai merangkak sulit dipisahkan dari debu dan kotoran. Bahkan jika lantai Anda sudah dilapisi karpet, bayi tidak terhindarkan dari debu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Gerakan merangkak pada bayi akan menghamburkan partikel debu yang terakumulasi di karpet dan membuat debu beterbangan ke udara,” kata Brandon Boor, asisten profesor teknik sipil serta teknik ekologi dan lingkungan di Universitas Purdue di Lafayette Barat, Indiana, Amerika Serikat, yang memaparkan hasil studinya dalam jurnal Ilmu dan Teknologi Lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsentrasi partikel debu di sekitar bayi jumlahnya 20 kali lipat lebih tinggi daripada level debu di tempat lain di ruangan. Partikel debu terdiri atas sel kulit, bakteri, serbuk sari, dan spora jamur. “Kebanyakan partikel itu mengalir masuk ke sistem pernapasan mereka. Paparan debu terhadap bayi bertambah karena jarak yang dekat antara zona pernapasan dan lantai,” ucap Boor.
Jangan khawatir, Bu. Sebelum Anda memutuskan mensterilkan setiap sudut rumah, Boor mengatakan menghisap partikel debu dan bakteri sebenarnya hal baik untuk bayi.
“Inhalasi yang mengandung mikroba udara, seperti bakteri dan jamur, serta alergen, seperti serbuk sari, dan alergen dari hewan—seperti tungau atau bulu kucing—pada anak usia dini akan memainkan peranan penting pada perkembangan (kekebalan tubuh) dan perlindungan dari penyakit asma, demam, dan alergi,” ujar Boor.
Jadi apa yang harus dilakukan orang tua ketika bayi mulai merangkak? Awasi saja mereka agar tidak bersentuhan dengan benda-benda berbahaya. Bersihkan rumah seperti biasa, tidak perlu paranoid terhadap kotoran dan debu. Mengepel lantai dua kali sehari sudah ideal. Untuk bayi, cukup cuci tangan atau mandikan mereka seperti biasa setelah bermain kotor-kotoran.
TABLOID BINTANG