Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Stres berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan. Bahkan, stres juga berhubungan dengan masalah kulit, salah satunya menyebabkan gatal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, stres menyebabkan alergi atau gatal, karena otak selalu berkomunikasi dengan ujung saraf di kulit. Stres menyebabkan perubahan dalam tubuh, seperti fluktuasi hormonal dan perubahan sistem saraf. Perubahan ini dapat menyebabkan sensasi yang tak mengenakkan.
Saat stres mempengaruhi sistem saraf menyebabkan gejala sensoris, salah satunya gatal kulit. Gatal karena stres terasa di bagian mana pun, lengan, kaki, wajah, kulit kepala. Gejala alergi mungkin hanya terasa sebentar, tapi juga bisa terjadi secara terus-menerus. Masalah kulit akan makin parah jika terlalu sering digaruk, yang menyebabkan iritasi.
Mengutip WebMD, stres juga memperburuk kondisi kulit yang mengerisik (psoriasis), jerawat, rosasea, dan eksim. Stres bisa memperburuk gejala.
Mengutip jurnal Neuroscience and Biobehavioral Review, orang dengan kondisi gatal kulit mengatakan, stres makin memperburuk gejala. Ada hubungan antara kondisi gatal kronis dan tingkat stres atau kecemasan. Banyak orang dengan gatal kronis mengalami kecemasan yang jauh lebih besar.
Penelitian skala kecil yang termuat dalam Acta Dermato-Venereologica melaporkan hasil wawancara dengan mahasiswa tentang tingkat stres dan gejala masalah kulit. Hasilnya menunjukkan, tanpa riwayat masalah kulit tingkat stres yang tinggi menimbulkan gejala gatal. Keadaan sebaliknya, gatal karena alergi juga menyebabkan stres.
HENDRIK KHOIRUL MUHID