Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Gejala Depresi pada Pria yang Tak Boleh Diabaikan

Meski pria disebut lebih jarang depresi dibanding wanita, namun bila terjadi gejalanya tak boleh diabaikan.

2 Maret 2022 | 21.15 WIB

Ilustrasi pilot lelah/stres/depresi. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pilot lelah/stres/depresi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pria dan wanita sangat mungkin mengalami depresi. Ini adalah kondisi serius yang mempengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), wanita mengalami depresi pada tingkat yang lebih tinggi daripada pria. Namun, diperkirakan pria mungkin kurang terwakili dalam angka-angka ini. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena campuran faktor sosial dan biologis yang membuatnya lebih sulit untuk memperhatikan dan mendiagnosis depresi pada pria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mereka mungkin juga merasa ditekan secara budaya untuk bertindak jantan dengan menyembunyikan emosi. Karena itu, pria mungkin saja mengalami depresi namun dengan gejala yang berbeda dan terkadang lebih sulit diidentifikasi.

Gejala fisik
Pria dengan depresi mungkin pertama kali akan terlihat pada fisik. Meski depresi dianggap sebagai gangguan kesehatan mental, hal itu juga dapat bermanifestasi dalam tubuh. Banyak pria lebih cenderung mengunjungi dokter untuk masalah fisik daripada emosional.

Beberapa tanda fisik umum dari depresi pria di antaranya sesak dada, masalah pencernaan seperti gas, diare, dan sembelit, disfungsi ereksi dan masalah seksual lain, sakit kepala, masalah hormonal seperti testosteron rendah, rasa sakit, jantung berdebar kencang, atau jantung berdebar-debar, serta penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan terkadang penambahan berat badan.

Gejala mental depresi dapat muncul secara berbeda pada pria dibanding wanita. Inilah yang membuat depresi pada pria sulit untuk dideteksi. Gejala-gejala ini dapat mengganggu cara berpikir dan memproses informasi, mempengaruhi perilaku dan emosi.

Beberapa gejala mental depresi yang paling umum pada pria meliputi ketidakmampuan berkonsentrasi, masalah memori, pola pikir obsesif-kompulsif, mencemaskan yang belum terjadi, masalah tidur, biasanya sulit tidur atau tetap tertidur, serta pikiran untuk bunuh diri.

Gejala emosional
Saat mendengar kata depresi, kebanyakan orang akan memikirkan sesuatu yang sedih atau muram. Namun, kesedihan hanya salah satu dari banyak kemungkinan emosi yang dapat ditimbulkan. Selain kesedihan, pria mungkin mengalami gejala depresi emosional seperti agitasi, agresi, marah, penarikan diri secara emosional dari teman, keluarga, dan rekan kerja, putus asa, kurang minat pada keluarga, komunitas, hobi, dan pekerjaan, kurangnya libido, dan kegelisahan.

Gejala depresi mental, fisik, dan emosional pada pria juga dapat mempengaruhi perilaku. Karena beberapa pria menolak mendiskusikan emosi, seringkali gejala perilaku depresi mereka justru terlihat jelas bagi orang lain. Pada pria, gejala perilaku depresi paling sering meliputi kesulitan memenuhi pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab pribadi lain, penyalahgunaan narkoba,minum alkohol berlebihan, terlibat dalam aktivitas berisiko, seperti mengemudi secara sembrono, isolasi sosial, dan percobaan bunuh diri.

Mengapa depresi bisa tidak terdiagnosis pada pria?
Masalah kesehatan mental lebih dikampanyekan secara luas namun masih ada beberapa stigma budaya dan sosial seputar depresi di kalangan pria. Umumnya, pria disosialisasikan oleh masyarakat untuk menahan emosi meskipun kita tahu jika melakukannya tidak sehat.

Dalam upaya untuk mempertahankan norma-norma sosial ini, banyak pria mungkin mengorbankan kesejahteraan emosional, fisik, dan mental. Selain itu, banyak pria tidak pernah diajari untuk mengenali tanda-tanda depresi yang kurang khas, yang lebih mungkin dialami dibandingkan yang lain.

Beberapa pria tidak pernah mencari bantuan untuk depresi karena tidak pernah mengenali tanda-tandanya. Di sisi lain, pria yang mengenali tanda-tanda tersebut mungkin kesulitan untuk mendiskusikan pengalaman karena takut penilaian orang lain. Akibatnya, ketika mengalami tanda-tanda depresi, mereka mulai bekerja berjam-jam atau mengisi waktu untuk tetap sibuk alih-alih mengatasi depresi itu sendiri.

Mendiagnosis depresi dan mencari pengobatan dapat membantu menyelamatkan nyawa. Tingkat bunuh diri cukup tinggi di antara pria, terutama yang pernah bertugas atau sedang bertugas di militer. Selain itu, pria 3-4 kali lebih mungkin dibandingkan wanita untuk melakukan bunuh diri.

Dengan terus membuka percakapan, para prian dapat dibantu mengenali tanda-tanda depresi. Dengan mencari pengobatan, pria dengan depresi dapat menjalani kehidupan sepenuhnya.

Depresi paling sering diobati dengan terapi bicara, obat-obatan, atau keduanya secara bersamaan. Seorang profesional kesehatan dapat membantu membuat rencana perawatan pribadi yang paling sesuai.

Banyak pria memulai pengobatan untuk kasus depresi sedang dengan menjadwalkan janji temu dengan terapis bicara (psikoterapis). Dari sana, terapis mungkin menyarankan jenis perawatan tertentu, seperti terapi perilaku kognitif, interpersonal, pemecahan masalah, dan psikodinamik.

Dari sana, obat-obatan dapat ditambahkan, jika diperlukan. Namun, untuk kasus yang lebih parah, obat mungkin akan segera diresepkan untuk membantu meringankan beberapa gejala depresi fisik, mental, emosional, dan perilaku. Ini mungkin terjadi pada yang memiliki pikiran untuk bunuh diri atau telah mencoba bunuh diri.

Antidepresan seperti paroxetine (Paxil) atau sertraline (Zoloft) biasanya digunakan untuk mengobati depresi. Namun, profesional kesehatan mental mungkin juga menyarankan obat lain. Ketahuilah, obat-obatan ini sering memakan waktu beberapa minggu hingga bulan atau mulai membuat perbedaan nyata dalam perasaan. Jadi, diperlukan kesabaran dan patuhi rencana perawatan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus