Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gejala Hepatitis B yang Perlu Diwaspadai sejak Dini

Hepatitis B dapat berkembang menyebabkan hepatitis akut, hepatitis berat atau fulminan, serta hepatitis kronis. Waspadai gejalanya sejak awal.

28 September 2022 | 21.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hepatitis. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada berbagai jenis penyakit hepatitis. Penyakit ini terjadi saat hati atau liver mengalami peradangan. Infeksi atau peradangan ini disebabkan oleh virus hepatitis. Ada beberapa macam hepatitis. Salah satu yang masih menjadi masalah besar di Indonesia adalah hepatitis B, selain juga hepatitis A, karena prevalensi penyakit ini masih cukup tinggi.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B disebut memiliki risiko komplikasi lebih tinggi. Namun, tingkat penularannya dinilai lebih sulit dari penularan hepatitis A yang bisa melalui makanan ataupun minuman yang terpapar virus hepatitis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit ini sangat umum ditularkan oleh ibu hamil pada bayi meskipun banyak kasus juga ditemukan dalam tes kesehatan ataupun transfusi darah melalui jarum suntik. Dilansir dari laman RSUP dr. Loekmono Hadi, hepatitis B dapat berkembang menyebabkan hepatitis akut, hepatitis berat atau fulminan, serta hepatitis kronis.

Hepatitis B yang berkembang menjadi hepatitis kronis dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. 

Gejala 
Beberapa kasus hepatitis B justru muncul tanpa gejala atau keluhan apapun. Tipe inilah yang justru berpotensi untuk berkembang menjadi sirosis hati dan berbagai komplikasi lain sebab penyakit ini akan berkembang terus hingga dalam kondisi yang parah tanpa diobati. 

Komplikasi sirosis hati muncul dengan gejala mata kuning, perut berisi cairan, muntah darah, hingga koma. Namun, ada beberapa kasus yang muncul dengan berbagai gejala seperti berikut: 

-Gejala flu 
-Demam  
-Mual 
-Muntah 
-Sebagian mata berwarna kuning  
-Air seni berwarna coklat 

Pemeriksaan 
Dilansir dari laman RSUP dr. Sardjito, untuk mendiagnosis hepatitis B perlu dilakukan tes HbsAg. Apabila dalam tes ini hasilnya positif atau reaktif, perlu pemeriksaan selanjutnya, yaitu tes HBV-DNA untuk memastikan apakah pasien tersebut terkena hepatitis B atau bukan. Menurut Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI, tes HbsAg (Hepatitis B Surface Antigen) merupakan tes untuk mendeteksi virus hepatitis B.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus