Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah delegasi yang hadir dalam sidang dewan keamanan PBB di New York, hari Selasa 7 Mei 2019 terlihat memakai pakaian batik saat Indonesia menjadi pemimpin sidang. Sejumlah delegasi mengoleksi batik tersebut tidak hanya dari pemberian dari delegasi Indonesia di New York, atau ketika mereka menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Indonesia, namun juga ada yang membelinya sendiri pada saat kunjungan ke Indonesia.
Baca: RI Pimpin Sidang DK PBB, Delegasi dan Sekjen PBB Pakai Batik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggunaan batik di dalam Sidang DK PBB diharapkan semakin mempopulerkan batik yang saat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Batik memang semakin mendunia. Ketua Panitia Gelar Batik Nusantara Wida D Herdiawan mengatakan batik kini telah berkembang tak terbatas, bukan hanya sebagai pakaian tradisional, tetapi sudah merambah ke berbagai bentuk lainnya, seperti aksesori, hiasan hingga interior rumah dan lainnya.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat mewakili Indonesia memimpin rapat DK PBB di New York, 7 Mei 2019.[Twitter Retno Marsudi/@Menlu_RI]
"Selain itu, batik yang awalnya budaya asli masyarakat Jawa ternyata kini juga telah berkembang di daerah lain. Kini kita sudah mengenal ada batik Sumatera, Ambon, Papua dan lainnya," kata dia saat konferensi pers di Jakarta, Rabu 8 Mei 2019.
Dia mencontohkan batik Sumatera yang memiliki corak dan motif dengan ciri khas yang mewakili budaya daerah masing-masing, berbeda dengan batik dari Jawa.
Oleh sebab itu pameran batik Gelar Batik Nusantara 2019 yang diinisiasi oleh Yayasan Batik Indonesia itu mengangkat tema "Lestari Tak berbatas" untuk menggambarkan bahwa batik telah berkembang di berbagai daerah dan lebih dinamis.
"Batik kini juga telah menjadi pakaian sehari-hari bagi generasi baik muda maupun tua," kata dia.
Batik kini telah menjadi fashion statement bagi banyak orang, dan seiring perubahan zaman, menurut dia, perlu ada penyesuaian bagi industri dalam menghasilkan maha karya dengan kekayaan motif yang relevan dan kekinian.
Baca: 5 Tips Borong Batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta
Pada Gelar Batik Nusantara yang ke-11 ini, Yayasan Batik Indonesia bekerja sama dengan berbagai macam komunitas muda, sekolah desain busana serta Putra Putri Batik Nusantara berupaya terus menggaet generasi muda. Pameran tersebut digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 8-12 Mei.