Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan antara hipertensi pada perempuan disebut memiliki keunikan seiring perubahan hormonal yang terjadi di sepanjang siklus hidup mulai dari masa kanak-kanak hingga usia tua. “Dalam setiap fase, terdapat perubahan spesifik gender yang dapat menempatkan perempuan pada risiko hipertensi serta komplikasi yang menyertainya,” kata anggota Pokja Panduan Konsensus Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Siska Suridanda Dany.
Pada fase anak dan remaja, hipertensi bisa terjadi umumnya akibat gangguan organ dengan manifestasi peningkatan tekanan darah berujung kerusakan ginjal dan pembuluh darah. Memasuki usia dewasa muda, mulai tampak perubahan-perubahan yang mempengaruhi hipertensi pada perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di usia reproduktif dan kemungkinan terjadinya kehamilan dan konsumsi obat-obat kontrasepsi mengandung hormon menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi pada kelompok usia ini. Saat hamil, hipertensi menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Sekitar 10 persen kehamilan dan menempati urutan kedua sebagai kontributor penyebab kematian ibu hamil di negara berkembang.
Risiko hipertensi saat hamil umumnya usia ibu yang sangat muda atau tua (40 tahun), calon ibu yang memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes, obesitas, kehamilan kembar dan riwayat penyakit seperti ginjal dan autoimun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masa menopause adalah fase krusial bagi perempuan karena terjadi perubahan hormonal drastis yang umumnya meningkatkan tekanan darah, penyakit jantung dan pembuluh darah. Hormon estrogen yang berperan penting dalam relaksasi pembuluh darah dan pengaturan tekanan darah, kadarnya akan berkurang.
Hal ini menyebabkan gangguan relaksasi dan peningkatan kekakuan pembuluh darah, peningkatan sensitivitas terhadap garam, penambahan berat badan, perubahan metabolisme lemak dan terjadinya penyempitan pembuluh darah. "Seiring peningkatan usia lebih lanjut, risiko komplikasi organ-organ akibat peningkatan tekanan darah makin lama makin tinggi," kata Siska.
Pada perempuan, selain pertambahan usia yang meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, perubahan hormonal sepanjang siklus hidup menjadikan hubungannya dengan hipertensi membentuk hubungan unik.