Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipotensi ortostatik, juga dikenal sebagai tekanan darah rendah ortostatik, adalah kondisi medis dimana tekanan darah seseorang turun secara signifikan ketika mereka berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini sering kali menyebabkan pusing, kepala terasa ringan, dan bahkan pingsan. Meski terdengar sepele, hipotensi ortostatik dapat menimbulkan risiko serius, terutama bagi individu lanjut usia, karena dapat menyebabkan jatuh dan cedera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, gejala utama dari hipotensi ortostatik adalah pusing atau kepala terasa ringan saat berdiri. Namun, gejala ini bisa bervariasi antar individu dan dapat meliputi:
- Pingsan atau hampir pingsan
- Penglihatan kabur
- Kelemahan
- Mual
- Kebingungan atau disorientasi
- Nyeri dada, dalam kasus yang lebih serius
Gejala-gejala ini biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah berdiri dan sering kali membaik setelah berbaring kembali.
Hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
1. Dehidrasi: Kekurangan cairan dalam tubuh dapat mengurangi volume darah, yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
2. Masalah Jantung: Kondisi seperti gagal jantung, serangan jantung, atau detak jantung yang sangat rendah (bradikardia) dapat menghambat kemampuan tubuh untuk memompa darah secara efektif.
3. Gangguan Saraf: Kondisi seperti penyakit Parkinson, neuropati otonom, dan multiple system atrophy dapat mempengaruhi sistem saraf yang mengontrol tekanan darah.
4. Obat-obatan: Beberapa obat, termasuk diuretik, obat tekanan darah, antidepresan, dan obat untuk penyakit Parkinson, dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.
5. Diabetes: Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf (neuropati otonom) yang mempengaruhi regulasi tekanan darah.
6. Kehilangan Darah: Kehilangan darah dalam jumlah besar, misalnya akibat cedera atau pembedahan, dapat mengurangi volume darah dan menyebabkan tekanan darah rendah.
Masih dilansir dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, berbeda dengan Hipotensi secara umum. Jika Hipotensi, atau tekanan darah rendah, adalah kondisi medis dimana tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal.
Hipotensi terjadi ketika tekanan darah seseorang secara konsisten berada di bawah 90/60 mmHg. Tekanan darah adalah ukuran dari kekuatan darah yang menekan dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah normal biasanya berkisar antara 120/80 mmHg.
Orang dengan tekanan darah rendah mungkin mengalami berbagai gejala seperti pusing, kelelahan, penglihatan kabur, mual, kulit dingin dan lembab, napas pendek, dan bahkan pingsan. Namun, beberapa orang mungkin memiliki tekanan darah rendah tanpa gejala yang signifikan.
Hipotensi ortostatik adalah bentuk khusus dari hipotensi yang terjadi ketika seseorang berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Ini ditandai dengan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih, atau penurunan tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg atau lebih dalam waktu tiga menit setelah berdiri.
Diagnosis hipotensi ortostatik biasanya dilakukan melalui pengukuran tekanan darah saat pasien dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri. Pengukuran ini dilakukan dalam beberapa menit untuk melihat perubahan tekanan darah. Jika terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih, atau penurunan tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg atau lebih dalam waktu tiga menit setelah berdiri, maka diagnosis hipotensi ortostatik dapat ditegakkan.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes tambahan untuk mengetahui penyebab yang mendasari, seperti:
1. Tes Darah: Untuk mengevaluasi kondisi kesehatan umum dan mengidentifikasi kemungkinan penyebab seperti anemia atau masalah hormon.
2. Elektrokardiogram (EKG): Untuk memeriksa fungsi jantung dan mendeteksi gangguan irama jantung.
3. Ekokardiogram: Untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci tentang struktur dan fungsi jantung.
4. Tes Fungsi Saraf: Untuk memeriksa gangguan pada sistem saraf yang bisa mempengaruhi tekanan darah.
Pilihan Editor: 8 Cara Mencegah Tekanan Darah Rendah Tanpa Obat