Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu hal yang membuat orang sangat resah dalam hidup adalah ketika melihat banyaknya rambut rontok. Jika jumlah yang rontok tak terlalu banyak masih bisa dibilang normal dan ada langkah-langkah untuk melawannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Banyak kondisi penyebab rambut rontok jadi alasan pada seseorang bisa rumit dan tak jelas," ujar Dr. Mary Alice Mina, dermatolog di Baucom & Mina Derm Surgery di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, kepada USA Today.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang dengan rambut rontok. "Yang pertama, periksakan ke dermatolog apakah rambut benar rontok atau hanya patah. Kemudian, riwayat medis diperlukan, termasuk pengobatan yang sedang dilakukan, pemicu stres dalam enam bulan terakhir, seperti melahirkan, perceraian, pekerjaan baru," tambahnya.
Pemicu
Kemudian dilihat pula, apakah rambut yang rontok itu tumbuh lagi atau tidak. Jika melihat begitu banyak rambut yang rontok di sisir atau bantal. Istilah medis untuk rambut rontok berlebihan adalah telogen effluvium dan biasanya muncul karena stres akibat:
-Melahirkan
-Penyakit parah
-Berat badan turun
-Operasi
Kondisi ini akan berhenti dengan sendirinya setelah enam bulan. Kondisi rambut rontok yang tak bisa tumbuh lagi disebut anagen effluvium. Pemicunya antara lain:
-Keturunan
-Masalah sistem imun
-Pengobatan
-Efek produk untuk rambut
"Perawatan rambut rontok tergantung penyebab. Terkadang tes pada rambut diperlukan untuk melihat folikel rambut, biopsi, atau tes darah," jelas Mina.
Pengobatan yang mungkin diberikan adalah:
-Obat luar Minoksidil (Rogaine)
-Terapi sel punca
-Terapi laser
-Suntik kortikosteroid
-Transplantasi rambut.