Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar kurang baik datang dari aktor sekaligus mantan gubernur Jambi, Zumi Zola. Setelah bercerai dari sang istri, Sherrin Tharia dan harus mendekam di penjara akibat kasus gratifikasi dan suap, kini kondisi kesehatannya dikabarkan menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui kuasa hukumnya, Muhammad Farizi, ia telah mengajukan permohonan izin untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Alasannya Zumi Zola sulit melihat akibat diabetes yang dideritanya sejak tahun 2007 silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dia enggak banyak mengeluh, cuma dia minta dijadwalkan berobat ke dokter karena mata Zumi Zola susah melihat. Itu tadi kita sampaikan juga dan sudah disetujui. KPK bersedia memfasilitasi untuk berobat ke dokter spesialis,” kata Farizi kepada awak media pada 4 Oktober 2020.
Terlepas dari apa yang Zumi Zola rasakan, para penderita diabetes memang rentan mengalami masalah pada organ mata. Disebut juga dengan diabetik retinopati, ini adalah kondisi dimana seseorang mengalami mata kabur hingga kebutaan akibat gula darah yang tinggi.
Melansir dari situs Mayo Clinic, terdapat dua jenis diabetik retinopati, yakni dini atau nonproliferatif (NPDR) dan lanjut atau proliperatif. Bagi mereka yang mengalami diabetik retinopati NPDR, dinding pembuluh darah di retina umumnya akan melemah. Hal tersebut menyebabkan sejumlah kecil pendarahan.
Adapun pada kondisi yang lebih parah, pembuluh darah bisa tersumbat dan serat saraf di retina mengalami pembengkakan. Ini bisa pecah dan membuat cairan dari darah keluar dan menutupi makula. Hal tersebut kemudian diyakini membuat penglihatan menjadi kabur.
Terkait diabetik retinopati lanjut atau proliferatif, pembuluh darah yang rusak bisa menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di retina. Hal tersebut dapat bocor ke dalam zat bening seperti jeli yang mengisi bagian tengah mata atau vitreous.
Akhirnya, jaringan parut yang dirangsang oleh pertumbuhan pembuluh darah baru dapat menyebabkan retina terlepas dari bagian belakang mata. Jika pembuluh darah baru mengganggu aliran normal cairan keluar dari mata, tekanan bisa terbentuk di bola mata. Hal ini dapat merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak (saraf optik), yang mengakibatkan kebutaan.
Untuk itu, penting bagi seluruh pengidap diabetes untuk mengelola gula darah agar mencegah risiko kehilangan penglihatan. Melakukan pengecekan mata tahunan juga disarankan agar perubahan pada mata yang mungkin terjadi secara tiba-tiba dapat diatasi dengan segera.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | MAYOCLINIC