Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Dalam beberapa kasus, perut kembung atau gas berlebih dalam perut dapat menimbulkan efek tindak nyaman, dan rasa sakit yang menganggu aktivitas sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, sebenarnya hal apa yang bisa menyebabkan perut kembung?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Brigham and Women's Hospital di alamat brighamandwomens.org, perut kembung dapat disebabkan dua faktor: perilaku dan makanan.
Faktor perilaku mencakup berbicara sambil makan, makan saat kesal, merokok atau mengunyah tembakau, menggunakan sedotan atau botol olahraga, minum minuman yang sangat panas atau dingin, mengunyah permen karet atau makan permen keras.
Juga minum dari air mancur, menggunakan pakaian ketat, dan penggunaan obat-obatan jangka panjang untuk meredakan gejala pilek.
Sementara itu makanan yang dapat menyebabkan perut kembung meliputi minuman berkarbonasi, makanan pedas, gorengan atau berlemak, brokoli, kol, bawang bombay, kacang polong, jus apel atau prune, buah kering, dan makanan yang mengandung sorbitol, manitol atau maltitol.
NHS Inform di situsnya nhsinform.scot menuliskan, perut kembung dapat dikendalikan dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti: menghindari makanan yang diketahui menyebabkan perut kembung, makan lebih sedikit dan lebih sering, makan dan minum perlahan, dan berolahraga secara teratur.
Lebih lanjut, berdasar saran Healthline di situsnya healthline.com, segera kunjungi dokter apabila perut kembung disertai salah satu dari gejala lain. Seperti perut bengkak, sakit perut, gas yang persisten dan parah, muntah, diare, sembelit, penurunan berat badan yang tidak disengaja, maag
darah dalam tinja. Gejala-gejala ini mungkin merupakan tanda dari kondisi mendasar yang serius.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga : Berbasah di Musim Hujan? Begini Proses Masuk Angin Terjadi pada Tubuh Manusia