Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini masih menjadi salah satu penyakit tropis yang dapat berakibat fatal jika terlambat dalam penanganan sebab demam tidak seperti biasa dan dapat menghilang sendiri kala demamnya turun. Spesialis penyakit dalam RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan, dr. Laras Budiyani, mengatakan DBD bisa menyebabkan penderita mengalami gangguan kesadaran karena adanya faktor penyerta seperti syok, gangguan hati berat, gangguan elektrolit, atau terjadi pendarahan akibat trombosit yang terlalu rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penyakit DBD yang disebabkan virus nyamuk dengue bisa ditangani secara umum oleh layanan medis namun jika sudah mencapai gangguan kesadaran maka harus dilakukan pemulihan khusus," kata Laras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada umumnya, penderita demam dengue mengalami demam yang naik turun. Saat demam turun bisa menandakan fase kritis, terutama jika mengalami penurunan trombosit yang signifikan. Penderita DBD yang sudah turun demamnya masih dapat mengalami penurunan trombosit dan kebocoran plasma dengan ditandai melalui peningkatan hematokrit hingga mengalami penurunan tekanan darah.
“Selain faktor imunitas, penyebab penderita mengalami fase berat adalah karena adanya komorbid yang menyertainya, semisal sudah lansia atau ada gangguan jantung sehingga menyebabkan memberat kondisinya,” paparnya.
Secara umum, penderita DBD mengalami beberapa fase yang diawali demam hingga masuk hari ketujuh. Kemudian mereda dan masuk ke fase pemulihan. Pemulihan dapat dilakukan dengan terapi medis sesuai kondisi yang dialami.
“Pada fase pemulihan dianjurkan untuk minum cukup cairan agar mencegah dehidrasi, cairan bisa didapat dari jus buah, larutan oralit, dan istirahat yang cukup sebelum beraktivitas seperti biasa dengan konsumsi makanan bergizi,” jelasnya.
Baca juga: 5 Manfaat Daun Jambu Biji bagi Kesehatan