Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona 2019 atau COVID-19 merupakan penyebab masalah pernapasan yang bisa menyerang siapa saja. Tak hanya lansia dan dewasa, anak-anak pun bisa menjadi target virus yang bermula dari Wuhan, Cina, pada akhir 2019 itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan masuknya virus corona ke Indonesia, mulai banyak sekolah yang mengimbau murid-muridnya menggunakan masker selama kegiatan belajar mengajar. Namun benarkah imbauan ini untuk diterapkan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter spesialis penyakit dalam dan paru Muhammad Ilyas mengatakan masker memang bisa digunakan setiap orang, termasuk anak-anak. Namun, dengan mewabahnya virus corona, ia lebih menyarankan jika masker digunakan oleh anak yang mengalami kondisi kesehatan menurun.
“Misalnya, murid ini sedang flu, demam, batuk, pilek itu disarankan untuk pakai masker karena tujuannya supaya tidak menularkan ke teman-teman di sekolah. Tapi kalau sehat, sebaiknya tidak usah,” katanya dalam acara Pentingnya Vaksin Influenza di Jakarta pada Rabu, 4 Maret 2020.
Ada cara yang lebih efektif bagi sekolah-sekolah agar murid berisiko rendah tertular COVID-19. Menurut Ilyas, anak-anak sebaiknya diajarkan bagaimana mencuci tangan dengan air dan sabun yang benar.
“Kuncinya itu hidup bersih. Jadi murid coba diimbau dan diajarkan cara cuci tangan pakai pedoman Kementerian Kesehatan yang ada langkah-langkahnya. Itu lebih efektif,” katanya.
Memilih makanan yang bergizi dan bernutrisi tinggi juga wajib dilakukan, khususnya bagi sekolah asrama dan taman kanak-kanak yang masih menyediakan makanan bagi para murid.
“Dengan makanan yang bergizi, kekebalan tubuh anak jadi tinggi. Ini membuatnya sehat dan bisa melawan segala virus dan bakteri penyebab penyakit,” katanya.