Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kisah Duta Besar Jepang yang Berjuang Makan Sambal Karena Netizen

Simak kisah Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii yang berjuang makan sambal karena dorongan netizen.

7 Juli 2019 | 06.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, semakin dikenal publik lantaran unggahan menu makannya di Instagram. Melalui akun @jpnambsindonesia, ia pun sering memamerkan makanan khas Indonesia dari berbagai daerah yang dikonsumsinya hampir setiap hari.

Baca: Masafumi Ishii, Dubes Jepang yang Hobi Cicip Makanan Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak heran, para pengikutnya pun cepat meroket dan netizen semakin banyak berinteraksi dengan pria ini di kolom komentar. Salah satu kejadian unik dari pengikut yang mengomentari aktivitas makannya itu menjadi jembatan baginya agar suka sambal. Ia mengaku bahwa banyak pengikut Instagramnya yang menanyakan mengapa Masafumi Ishii menyisakan sambal di piringnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya kalau makan piringnya pasti bersih. Jadi mereka suka lihat ada sambal yang tidak dimakan. Pengikut saya tanya kenapa sambalnya disisakan,” katanya saat ditemui Tempo di Jakarta pada 3 Juli 2019.

Karena tidak ingin mengecewakan pengikutnya, Ishii lantas mencoba mengkonsumsi sambal yang disediakan. Awalnya, makan sambal tentu merupakan kerja keras baginya. Karena sedikit sambal saja sudah membuatnya kepanasan dan berkeringat. Meski demikian, ia mencobanya terus hingga akhirnya habis. “Pada saat saya unggah foto dengan makanan habis tanpa sisa, pengikut saya jadi memuji 'Oh ternyata bisa makan sambal ya' begitu,” katanya.

Baca: Paspor Jepang dan Singapura Paling Digdaya di Dunia

Sejak saat itu, ia pun berhasil mencintai dan menikmati sambal. Bahkan, ia tidak pernah lagi menyisakan jika disajikan dalam menu makannya pada waktu siang. Meski demikian, ada satu sambal yang tidak bisa dikonsumsinya, yakni cabai rawit. “Saya bisa semua jenis sambal kecuali cabai rawit. Tidak tahu mengapa, yang jelas itu tidak bisa saya konsumsi,” katanya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus