Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kontroversi Vaksin MR, Kenali Manfaat Vaksin dan Bahaya Virusnya.

Kontroversi vaksin MR memanas sepanjang tahun ini. Kenali manfaat vaksin dan bahay virus bila tidak gunakan vaksin MR.

8 Oktober 2018 | 05.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi vaksin. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kontroversi vaksin MR memanas sepanjang tahun ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat situs web resminya menerangkan, penggunaan vaksin Measles Rubella alias MR produk dari Serum Institute of India (SII) saat ini dibolehkan (mubah) karena kondisi keterpaksaan (darurat syar’iyyah) dan belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci. Meski demikian kontroversi tetap saja meruncing. Wali Kota Jambi, Syarif Fasha, sampai melontarkan pernyataan siap menanggung kesalahan akibat pemberian vaksin MR. Yang bikin miris, masih banyak masyarakat yang belum 100 persen paham apa vaksin MR itu.

Baca:
Imunisasi Measles Rubella, Simak Penjelasan Kementerian Kesehatan
Vaksin Mencegah Penyakit Lebih Parah, Masih Ragu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spesialis anak dari Poliklinik Advance RSIA Bunda Jakarta, Abdullah Reza, menerangkan imunisasi dan vaksinasi sebenarnya dua hal berbeda. Imunisasi adalah proses membuat tubuh menjadi imun, salah satu caranya dengan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses membuat imun secara aktif. Belakangan masyarakat menyebut vaksinasi sebagai imunisasi untuk menyederhanakan istilah. Prinsip dasar vaksinasi adalah latihan. Tubuh kita ibarat negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saat negara dalam kondisi aman, tentara tetap latihan perang. Saat negara terancam, tentara melawan berdasarkan strategi latihan yang selama ini mereka jalani. Dalam kondisi terdesak bukan tidak mungkin warga sipil dipersenjatai untuk membantu perang. Peluang sipil kalah tentu lebih besar. Seperti itulah vaksinasi. Tentara yang berlatih ibarat anak yang divaksin. Mereka lebih siap melawan penyakit,” kata Abdullah kepada Bintang, di Jakarta, pekan lalu.

Anak yang divaksin memang tidak 100 persen kebal terhadap penyakit. Saat kena serangan virus atau bakteri, mereka lebih siap dan proses pemulihannya lebih cepat. Vaksinasi menguatkan daya tahan tubuh si kecil 85 sampai 95 persen. Vaksinasi ada tiga tipe. Pertama, memasukkan virus yang telah dilemahkan ke dalam tubuh. Kedua, memasukkan bagian virus ke dalam tubuh. Ketiga, memberi toksin alias racun ke tubuh. Vaksin MR diberikan dengan teknik pertama.

Abdullah menerangkan MR singkatan dari Measles Rubella. Nama Measles Rubella adalah infeksi yang disebabkan virus. Gejala measles dan rubela mirip, yakni demam dan muncul ruam di kulit. Ruam pertanda kulit telah terkelupas. Masalahnya pada campak, yang terkelupas bukan hanya kulit tubuh. “Pengelupasan bisa terjadi pada kulit saluran pernapasan, itu sebabnya campak menjelma jadi batuk, pilek, dan pneunomia (radang paru-paru). Pengelupasan kulit saluran pencernaan juga bisa, kemudian disusul diare. Kulit selaput otak juga bisa mengelupas dan memicu radang otak. Campak itu berat. Orang bilang infeksi rubela lebih ringan ketimbang campak,” kata dia.

Abdullah menambahkan, “Bukan berarti rubela bisa disepelekan. Yang dikhawatirkan para dokter, anak yang terkena rubela bisa menularkan virus kepada ibu hamil di sekitarnya. Kemudian memicu terjadinya teratogenik yakni kecacatan janin yang terjadi pada trimester pertama seperti kelainan jantung, kelainan mata, dan otak janin terjangkit mikrosefalus.”

Selama ini, pemerintah Indonesia memberikan imunisasi campak, bukan MR. Hasilnya, jumlah kasus campak menurun namun kasus rubela meninggi.
Indonesia gencar mengampanyekan vaksin MR. Fase pertama dimulai Agustus dan September 2017, menyasar Jakarta dan seluruh pulau Jawa untuk anak usia 9 bulan sampai 15 tahun.

Fase kedua dimulai Agustus hingga September tahun ini untuk anak-anak di luar Pulau Jawa.

“Setelah kedua fase ini selesai, vaksin MR akan menjadi agenda wajib bagi balita usia 9 bulan dan 18 bulan. Setelah mendapat vaksin MR, Anda disarankan memberikan vaksin MR lagi atau vaksin MMR (Measles, Mumps, dan Rubella) agar si kecil terhindar dari penyakit gondong, campak, dan rubela. Saya merekomendasikan vaksin MMR,” Abdullah menukas.

Sayangnya, di Indonesia belum ada. Negara terdekat yang sudah memiliki layanan vaksin MMR yakni Malaysia dan Singapura. Biaya vaksin di Malaysia, menurutnya, lebih murah daripada Negeri Singa. “Vaksin MMR sangat penting. Ingat, 40 persen anak laki-laki yang terkena penyakit gondong testisnya bermasalah. Berdasarkan penelitian, 90 persen laki-laki yang testisnya terdampak gondong menjadi mandul,” Abdullah mengingatkan.


TABLOID BINTANG

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus