Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat sangat selektif dan berhati-hati dalam melakukan aktivitas di luar rumah. Menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci menjaga tubuh agar selalu sehat dan meminimalisir penularan virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu hal penting dalam menjaga kesehatan dengan memperhatikan asupan nutrisi yang sehari-hari. Makanan yang sehat dapat membantu memenuhi nutrisi pada tubuh. Namun, demi meminimalisir mobilitas di luar rumah, masih banyak masyarakat yang lebih memilih menyetok bahan makanan olahan dibandingkan yang segar dengan alasan masa simpan lebih lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makanan olahan merupakan makanan yang telah dikalengkan, dimasak, dibekukan, dipasteurisasi, atau dikemas. Sayuran kaleng, buah-buahan beku, dan produk susu yang dipasteurisasi, termasuk makanan olahan.Namun, beberapa makanan olahan yang tinggi kandungan garam, gula, aditif, dan pengawet dapat membahayakan kesehatan. Berikut tips yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi konsumsi makanan olahan, dilansir dari healthline.com.
Simpan lebih banyak camilan sehat
Pastikan selalu dapur tetap penuh dengan banyak makanan ringan bergizi. Beberapa camilan sehat yang dapat dikonsumsi antara lain buah segar, kacang-kacangan, kedelai Jepang, dan sayuran. Anda juga dapat menyiapkan beberapa makanan ringan sederhana seperti telur rebus, keripik kentang atau singkong buatan sendiri, dan oats yang didiamkan semalaman.
Pilih makanan utuh
Salah satu cara paling sederhana untuk mengurangi asupan makanan olahan adalah mulai menukarnya dengan makanan utuh yang lebih sehat. Secara khusus, Anda dapat menukar makanan olahan seperti pasta putih, nasi, roti, dan tortilla dengan alternatif seperti nasi merah, pasta gandum utuh, dan roti gandum.
Berkreasi di dapur
Jika merasa ingin berpetualang rasa, berikan sentuhan sehat pada makanan olahan favorit dengan mengolahnya kembali di dapur. Ini memberi Anda kendali penuh atas apa yang ada di piring sambil membiarkan bereksperimen dengan bahan-bahan baru yang menarik.
Minum air putih
Minuman manis seperti soda, teh manis, dan minuman olahraga mengandung gula dan kalori yang tinggi tetapi rendah nutrisi penting. Secara bertahap, menukar minuman ini dengan air sepanjang hari adalah cara yang bagus untuk mengurangi asupan makanan olahan dan meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan. Sebagai alternatif, Anda dapat mencoba memasukkan air dengan buah atau rempah segar untuk menambah rasa.
Simpan makanan sendiri
Menyiapkan makanan dalam jumlah besar setiap sekali atau dua kali setiap minggu dapat dipastikan Anda memiliki banyak makanan bergizi yang siap dikonsumsi di lemari es, bahkan ketika terlalu sibuk untuk memasak. Hal ini juga dapat mengurangi godaan untuk melakukan drive-thru dalam perjalanan pulang kerja atau beralih ke makanan beku saat terburu-buru.
Makan sayuran
Saat menyiapkan makanan di rumah, sertakan setidaknya satu porsi sayuran untuk meningkatkan asupan makanan sehat yang belum diproses. Sayuran adalah sumber serat yang sangat bergizi dan bagus, yang membuat kenyang dan mengurangi kemungkinan mengonsumsi camilan selama menunggu waktu makan selanjutnya.
Ubah rutinitas belanja
Saat pergi ke swalayan, isi keranjang dengan bahan-bahan yang sehat dan dapat diproses minimal, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Pastikan untuk membaca label pada produk makanan favorit saat berbelanja. Bila memungkinkan, hindari makanan dengan banyak garam, lemak trans, atau tambahan gula.
Sedikit daging olahan
Daging olahan seperti sosis, daging kemasan, dan hot dog diklasifikasikan sebagai karsinogenik oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker. Sebagai permulaan, Anda bisa menukar makanan ini dengan jenis daging yang belum diproses, seperti ayam segar, salmon, atau kalkun. Anda juga dapat mengganti daging kemasan dengan isian roti lain, termasuk salad tuna, dada ayam, atau telur rebus. Anda juga bisa makan lebih banyak protein nabati, seperti kacang-kacangan, tahu, atau tempe.