Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Pameran Kreatif Lanjut Usia yang digelar pada Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2023 di Kabupaten Dharmasraya menyajikan beragam kuliner nusantara. Salah satunya adalah sagun, kuliner kue khas Sumatera Barat yang terbuat dari olahan kelapa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sagun memiliki kemiripan dengan Sagon yang berasal dari Yogyakarta. Namun, sagun di Sumatera Barat lebih renyah dan manis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya memang hampir sama dengan sagon Yogyakarta," kata pembuat sagun, Purwanti .
Dilihat dari bahan baku, dua camilan manis tersebut memiliki kemiripan. Bahan bakunya, yaitu kelapa, tepung singkong atau tapioka, gula dan mentega.
Makanan sagun biasanya disantap saat hari besar agama dan hari besar lainnya. Selain itu, sagun dihidangkan saat pesta pernikahan dan pesta adat.
Purwanti menjelaskan sagun terdiri dari dua jenis, yaitu yang kering dan lembut. Namun pada dasarnya cara pengolahannya sama-sama ditanggung. Untuk sagun yang diproduksi Purwanti hanya berjenis kering saja.
Menurut Purwanti, sagun yang diolahnya lebih renyah dan manis. Sebab, bahan kelapanya lebih banyak dari tepung tapioka.
"Kelapanya saya banyakin dan ada resep rahasia yang membuat lebih enak," kata Purwanti.
Tidak hanya itu, sagun yang dibuat Purwanti aman bagi lansia karena tidak ada dicampur dengan bahan pengawet dan pewarna makanan. Walaupun tidak menggunakan pengawet, sagun buatannya dapat disimpan sampai tiga bulan lamanya.
"Buatan saya ini aman bagi semua kalangan, baik untuk lansia dan anak-anak," kata Purwanti. "Cara memanggang sagun punya teknik sendiri, agar tingkat kematangannya sempurna dan bisa tahan lama."
Purwanti sudah 17 tahun menjadi pembuat sagun. Sebelumnya ia bekerja padanornag lain, namun sejak 2015, memutuskan untuk membangun usaha sagun sendiri. Purwanti satu-satunya produsen sagun di Kabupaten Dharmasraya, Sumbar.
Sagun buatannya kini sudah banyak dijual ke luar daerah Sumatera Barat. "Sagun milik saya ini sudah dijual kemana-mana, bahkan sudah sampai ke Pulau Jawa. Harganya cukup terjangkau," kata Purwanti yang menyebut harga per bungkusnya Rp 10.000.
Pilihan Editor: Bersaing dengan Pempek, Ameijoas a Bulhao Pato Peringkat Pertama Kuliner Seafood Paling Enak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.