Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Obat antibiotik lazim digunakan untuk mencegah dan mengatasi infeksi bakteri. Peredarannya yang bebas di pasaran sering membuat obat ini dikonsumsi mandiri sesuka hati tanpa resep dokter. Padahal penggunaan antibiotik yang tidak sesuai bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika penggunaan antibiotik tidak sesuai indikasi, bisa menyebabkan kuman yang kebal terhadap antibiotik," kata dokter konsultan penyakit tropik dan infeksi RSUI, Aditya Susilo, seperti dikutip Tempo dari laman RSUI, Selasa, 24 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aditya mengatakan cara kerja obat antibiotik adalah membunuh dan menghentikan perkembangbiakan bakteri dalam tubuh. "Antibiotik perlu digunakan dengan bijak supaya bisa mengurangi beban penyakit, khususnya penyakit infeksi," ujarnya.
Menurut dia, antibiotik perlu dihabiskan karena butuh beberapa waktu untuk memastikan bakteri benar-benar mati. Biasanya membutuhkan 5 hingga 7 hari waktu tunggu atau bisa mengikuti petunjuk dokter karena beberapa antibiotik dapat berbeda.
Beberapa orang sering tidak menghabiskan antibiotik karena tubuh sudah baikan. Padahal, kata dia, belum tentu bakteri di dalam tubuh benar-benar mati. "Jika tidak dihabiskan, dikhawatirkan bakteri belum benar-benar mati dan bisa menyebabkan infeksi kembali."
Dia mengatakan resistensi bakteri bisa dicegah dengan meminum obat antibiotik sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Selain itu, rajin mencuci tangan juga dapat membantu mencegah resistensi bakteri.
AMELIA RAHIMA SARI