Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda perhatikan, nama bayi yang lahir dari generasi milenial cenderung unik dan berbeda dengan nama-nama anak dari generasi sebelumnya. Orang tua zaman now tidak lagi memberi nama anak dengan nama-nama anak yang sudah mainstream seperti “Budi”, “Ani”, “Susi”, atau “Andi”.
Baca: 3 Tips Makin Dekat antara Orang Tua dan Anak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang tua zaman now senang memberi nama anak dengan nama yang unik, nyeleneh, dan belum pernah ada sebelumnya, atau keluar dari pakem nama anak misalnya dengan menggunakan nama kota, warna, bahkan dengan kata benda atau sifat seperti “Biru”, “Jenaka”, hingga “North West”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ahli menyebutkan, pemberian nama anak yang unik merefleksikan perayaan individualitas masyarakat modern dan fokus masyarakat era digital terhadap personal branding.
“Saya rasa banyak dorongan dari masyarakat zaman sekarang untuk menjadi individual, menjadi diri sendiri, dan jujur terhadap diri Anda yang sesungguhnya, lewat hal-hal semacam itu (memberikan nama unik). Faktor besar yang mendukung hal itu adalah memiliki nama yang benar-benar mencerminkannya,” kata Kimberley Linco, peneliti sosial di perusahaan penelitian sosial McCrindle di Australia.
Selain masalah identitas individual, tidak sedikit orang tua zaman sekarang sudah memikirkan tentang profil anak mereka di media sosial kelak.
Baca: Rian D'Masiv Biarkan Putrinya Main YouTube, Asalkan...
“Di dunia sekarang, sebuah nama bermakna lebih dari sekedar bagaimana guru memanggil Anda di kelas. Nama adalah identitas yang akan berhubungan dengan media sosial dan situs web. Dan orang tua tidak ingin anak mereka menjadi Sarah Smith 203 (karena terlalu banyak nama Sarah Smith sehingga harus menambahkan angka),” kata Kimberley Linco.
TABLOID BINTANG