Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengatasi Stres selama Pandemi, Ini Kata Ahli Kesehatan Mental Unair

Dosen Psikologi Unair Tri Kurniati Ambarini mengatakan, untuk mengatasi stres di masa pandemi, yang pertama harus dilakukan adalah menenangkan diri.

16 Juli 2021 | 15.40 WIB

Post pandemic stress disorder (PPSD) adalah istilah untuk menjelaskan gejala trauma yang terjadi saat dan setelah pandemi berlangsung. (Foto: Pexels/Kat Jayne)
Perbesar
Post pandemic stress disorder (PPSD) adalah istilah untuk menjelaskan gejala trauma yang terjadi saat dan setelah pandemi berlangsung. (Foto: Pexels/Kat Jayne)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Tri Kurniati Ambarini, mengajak masyarakat agar mampu mengelola stres dan mengatasi kecemasan yang muncul di tengah pandemi. Tak lupa Rini, sapaan akrabnya, memberikan beberapa tips untuk mengatasi stres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Rini menegaskan hal pertama yang harus dilakukan adalah menenangkan diri. Kemudian mengalihkan perhatian untuk sementara atau menolerir kesulitan atau kesusahan karena setiap orang memiliki kadar kesedihan yang berbeda. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Misalnya, teman kita sedih setelah kematian orang yang dicintai. Kita tidak perlu sad block dengan mengatakan 'udah nggak perlu sedih' karena artinya mereka menghargai kehilangan," katanya seperti dikutip Tempo dari laman Unair News, Kamis, 15 Juli 2021.

Ahli bidang klinis dan kesehatan mental tersebut menyarankan agar memberikan waktu kepada seseorang yang baru mengalami kehilangan orang yang mereka kasihi. Selepas itu baru mengajak melakukan aktivitas positif yang mereka sukai.

Dia pun merekomendasikan untuk mendatangi profesional atau psikolog ketika terjadi kesedihan yang berlarut hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. "Jika tidak punya akses ke profesional, tidak apa-apa. Pilih saja orang yang dianggap dapat memberikan energi positif," ujarnya. 

Orang tersebut kemudian dapat mendengar orang yang sedang stres untuk membantu mengeluarkan emosi negatifnya. Ketika sedang marah, Rini juga menyarankan untuk menenangkan diri sebelum mengucapkan sesuatu yang mungkin akan disesali nantinya.

AMELIA RAHIMA SARI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus