Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Divertikulum Zenker di Kerongkongan dan Penyebabnya

Apa itu divertikulum zenker yang biasa menyerang kerongkongan? Berikut penyebab dan cara penanganannya.

17 Oktober 2022 | 21.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita memegangi atau sakit tenggorokan. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Divertikulum adalah istilah medis yang mengacu pada struktur abnormal seperti kantung, menurut Mental Health. Divertikula dapat terbentuk di hampir semua area saluran pencernaan. Ketika kantung terbentuk di persimpangan faring dan kerongkongan, itu yang disebut divertikulum zenker. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Faring terletak di bagian belakang tenggorokan, di belakang rongga hidung dan mulut. Divertikulum zenker biasanya muncul di hipofaring, bagian paling bawah dari faring, dan bergabung dengan kerongkongan yang mengarah ke perut. Divertikulum zenker biasanya muncul di daerah yang dikenal sebagai segitiga Killian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Divertikulum zenker jarang terjadi, mempengaruhi antara 0,01-0,11 persen populasi dan cenderung terjadi pada orang paruh baya dan lebih tua, terutama yang berusia 70-an dan 80-an. Divertikulum Zenker jarang terjadi pada orang di bawah 40 tahun dan lebih sering menyerang pria daripada wanita. Kondisi ini juga disebut sebagai divertikulum faringoesofagus, divertikulum hipofaringeal, atau kantung faring.

Penyebab 
Menelan adalah proses kompleks yang membutuhkan koordinasi otot-otot di mulut, faring, dan kerongkongan. Saat menelan, otot melingkar yang disebut sfingter esofagus bagian atas terbuka untuk memungkinkan makanan yang dikunyah lewat. Setelah menelan, sfingter esofagus bagian atas menutup untuk mencegah udara yang dihirup masuk ke kerongkongan.

Pembentukan divertikulum zenker berhubungan dengan disfungsi sfingter esofagus bagian atas.Ketika sfingter esofagus bagian atas tidak terbuka sepenuhnya, hal itu memberi tekanan pada area dinding faring. Tekanan berlebih ini secara bertahap mendorong jaringan ke luar, menyebabkannya membentuk divertikulum. Gastroesophageal reflux disease (GERD) dan perubahan terkait usia dalam komposisi jaringan dan tonus otot juga dianggap berperan dalam proses ini.

Perawatan bedah
Kasus divertikulum zenker sedang hingga parah biasanya memerlukan pembedahan. Ada beberapa pilihan bedah. Dokter dapat membantu memahami pilihan mana yang terbaik.

Prosedur endoskopi
Selama endoskopi, ahli bedah memasukkan instrumen seperti tabung tipis ke dalam mulut. Endoskop dilengkapi dengan lampu dan kamera dan dapat digunakan untuk menorehkan sayatan di dinding yang memisahkan divertikulum dari lapisan kerongkongan.

Endoskopi untuk divertikulum zenker bisa kaku atau fleksibel. Endoskopi kaku menggunakan endoskop yang tidak dapat ditekuk dan membutuhkan anestesi umum. Endoskopi kaku membutuhkan peregangan leher yang cukup besar.

Karena risiko komplikasi, prosedur ini tidak dianjurkan untuk:
-Divertikulum kecil
-Indeks massa tubuh tinggi
-Sulit meregangkan leher

Endoskopi fleksibel menggunakan endoskop yang dapat ditekuk dan dapat dilakukan tanpa anestesi umum. Ini adalah pilihan bedah paling tidak invasif untuk mengobati divertikulum zenker, biasanya merupakan prosedur rawat jalan dengan risiko komplikasi yang rendah. 

Endoskopi fleksibel dapat meredakan gejala divertikulum zenker tetapi tingkat kekambuhannya mungkin tinggi. Beberapa prosedur endoskopi fleksibel dapat digunakan untuk mengobati gejala yang berulang.

Operasi terbuka
Jika endoskopi tidak memungkinkan atau jika divertikulum besar, operasi terbuka adalah pilihan berikut. Pembedahan divertikulum zenker dilakukan dengan anestesi umum. Ahli bedah membuat sayatan kecil di leher untuk melakukan divertikulektomi. Divertikulum dipisah dari dinding kerongkongan.

Dalam kasus lain, ahli bedah melakukan divertikulopeksi atau inversi divertikular. Prosedur ini memposisikan divertikulum dan menjahit pada tempatnya. Operasi terbuka memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan tidak mungkin kambuh dalam jangka panjang. Namun, Anda harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari dan kembali untuk melepas jahitan. Anda mungkin perlu menggunakan selang makanan selama seminggu atau lebih setelah prosedur. Dokter mungkin menyarankan mengikuti diet khusus saat pulih.

JESSYCA GAZELLA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus