Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal HDL dan LDL, Kisah Tentang Kolesterol Baik dan Jahat

Kolesterol terdapat dua macam tipe, yaitu HDL dan LDL. Apa manfaat dan efeknya bagi kesehatan?

31 Agustus 2022 | 09.14 WIB

Kolesterol tinggi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Perbesar
Kolesterol tinggi. TEMPO/Aditia Noviansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jika kolesterol dalam tubuh kadarnya sudah terlalu tinggi bisa membahayakan kesehatan. Tubuh manusia memproduksi kolesterol dari produk hewani seperti ayam, daging sapi, telur, atau produk susu. Nantinya kolestrol yang baik dibutuhkan hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di dalam tubuh terdapat kolesterol yang bergerak melalui darah pada protein atau disebut lipoprotein. Selanjutnya lipoprotein dibagi kembali menjadi dua tipe, yaitu low-density lipoprotein dan high-density lipoprotein. Lantas apa itu? Untuk lebih paham, berikut penjelasannya lengkapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

High-density Lipoprotein (HDL)

Melansir p2ptm.kemkes.go.id, kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) berguna untuk mencegah terjadinya penyempitan pembulah darah yang disebabkan karena lemak. HDL juga berperan menyerap kolesterol untuk dibawa kembali ke dalam hati. Selanjutnya hati mampu melepaskannya ke luar tubuh,

Dengan demikian, HDL membantu untuk membersihkan tubuh dari kelebihan kolestrol sehingga tidak menumpuk dan berakhir di arteri seseorang. Selain itu, jumlah HDL yang tinggi, kolesterol ini berfungsi sebagai penurun risiko penyakit jantung dan stroke.

Low-density Lipoprotein (LDL)

Sebaliknya, ada pula yang dinamakan kolesterol jahat atau low Density Lipoprotein (LDL). Melansir cdc.gov, LDL merupakan wadah dalam membentuk sebagian kolesterol di dalam tubuh, Perlu dikenali jika pembentuk LDL dalam tubuh meningkat terlalu banyak, maka LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah seseorang. Penumpukan ini biasanya disebut dengan ‘plak’.

Lalu jika plak semakin kian memenuhi pembuluh darah, maka seiring waktu berjalan bagian dalam pembuluh pun akan semakin menyempit pula. Nantinya akan menghalangi aliran darah ke dan dari jantung beserta organ lainnya dalam tubuh.

Sementara aliran darah yang tidak teratur dan tersumbat akan membuat gumpalan darah pecah. Hal ini membuat oksigen dan aliran darah sulit untuk mengalir ke organ utama. Lebih buruknya berpotensi menyebabkan penyakit ginjal atau penyakit arteri perifer, selain serangan jantung atau stroke.

FATHUR RACHMAN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus