Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas yang ekstrem rentan menyebabkan dehidrasi dan heatstroke. Dikutip dari situs web National Center Biotechnology for Information, tubuh mengalami dehidrasi ketika kehilangan banyak cairan. Kondisi ini bisa serius risikonya saat cuaca panas dan polusi udara tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Heatstroke kondisi yang dialami tubuh jika terlalu panas dan tidak dapat mendinginkan diri dengan efektif. Heatstroke kondisi tubuh yang terlalu terpapar panas. Tubuh tak mampu mengontrol suhu badan dan sulit mengeluarkan keringat.
Risiko Dehidrasi dan Heatstroke
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Dehidrasi
Dikutip dari situs web Hopkins Medicine, dehidrasi bisa menjadi penyakit serius yang berhubungan dengan panas. Dehidrasi juga tersebab diare, muntah, dan demam. Anak dan orang yang berusia di atas 60 tahun sangat rentan mengalami dehidrasi.
Jika seseorang terlalu lama terpapar terik sinar matahari dan kurang minum air menyebabkan tubuh kehilangan kandungan air dan garam. Dehidrasi juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, seperti diuretik. Ini menguras cairan dan elektrolit tubuh. Dehidrasi kondisi yang harus segera ditangani.
2. Heatstroke
Heatstroke akibat paparan sinar matahari yang terlalu lama dan ekstrem suhunya. Orang tidak mengeluarkan cukup keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Ini kondisi yang berkembang cepat dan memerlukan perawatan medis segera.
Dikutip dari situs web Mayo Clinic, orang mengalami heatstroke jika berada di lingkungan yang suhunya panas. Beraktivitas berat terpapar cuaca panas lembap dalam waktu lama bisa berakibat heatstroke. Kondisi lainnya yang rentan menyebabkan heatstroke memakai pakaian tebal saat panas yang mencegah keringat menguap.
Pilihan Editor: Asupan Minuman Isotonik, Apa Saja Manfaatnya?