Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Minuman dan Makanan Manis Kerap Bikin Ketagihan, Begini Anatominya

Makanan manis dan minuman manis seringkali membuat kecanduan, bahkan melebihi kokain. Apa penyebabnya?

9 Oktober 2022 | 19.09 WIB

Ilustrasi kue kering atau cookies. Unsplash.com/Denisse Leon
Perbesar
Ilustrasi kue kering atau cookies. Unsplash.com/Denisse Leon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Makanan manis dan minuman manis kerap membuat ketagihan seseorang. Para ahli mengatakan bahwa makanan dan minuman manis dapat lebih bersifat adiktif daripada kokain. Bagaimana bisa?

Tentang Ketagihan

Mengutip dari healthline, makan gula melepaskan opioid dan dopamin dalam tubuh kita. Ini adalah hubungan antara tambahan gula dan perilaku adiktif. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dopamin adalah neurotransmitter yang merupakan bagian kunci dari "sirkuit hadiah" yang terkait dengan perilaku adiktif. Ketika perilaku tertentu menyebabkan pelepasan dopamin yang berlebihan, Anda merasakan "kegembiraan" yang menyenangkan sehingga Anda cenderung mengalaminya kembali, jadi ulangi perilaku itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat Anda mengulangi perilaku itu lebih dan lebih, otak Anda menyesuaikan diri untuk melepaskan lebih sedikit dopamin. Satu-satunya cara untuk merasakan "tinggi" yang sama seperti sebelumnya adalah mengulangi perilaku itu dalam jumlah dan frekuensi yang meningkat. Ini dikenal sebagai penyalahgunaan zat. 

Mengenal Gula

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah memperingatkan orang-orang untuk mengurangi asupan gula bebas mereka menjadi kurang dari 10 persen kalori harian sejak 1989. Organisasi tersebut mengatakan bahwa hal itu dapat menurunkan risiko obesitas atau kelebihan berat badan, atau mengalami kerusakan gigi.

Gula bebas mencakup gula yang secara alami ditemukan dalam madu dan jus buah, dan gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman. Pada label makanan, gula tambahan termasuk kata-kata seperti glukosa, sirup jagung, gula merah, dekstrosa, maltosa, dan sukrosa, serta banyak lainnya. 

Secara lebih lanjut, pada 2015 silam WHO menyarankan untuk mengurangi asupan harian gula bebas menjadi kurang dari 5 persen kalori, sekitar 6 sendok teh. Sebagian besar ini berasal dari minuman, termasuk minuman energi, minuman beralkohol, soda, minuman buah, serta kopi dan teh manis. Sumber umum lainnya adalah makanan ringan. Ini tidak hanya termasuk yang sudah jelas, seperti brownies, kue kering, donat, dan es krim.

Anda juga dapat menemukan sejumlah besar gula tambahan dalam...
 

Anda juga dapat menemukan sejumlah besar gula tambahan dalam roti, saus salad, granola bar, dan bahkan yogurt bebas lemak. Faktanya, satu survei menemukan bahwa pemanis berkalori tinggi ada di lebih dari 95 persen granola bar, sereal, dan minuman manis, paling sering dalam bentuk sirup jagung, sorgum, dan gula tebu. 

Ketagihan Gula

Cassie Bjork, RD, LD, pendiri Healthy Simple Life, menyatakan bahwa gula bisa lebih membuat ketagihan daripada kokain. 

"Gula mengaktifkan reseptor opiat di otak kita dan mempengaruhi pusat penghargaan, yang mengarah pada perilaku kompulsif, terlepas dari konsekuensi negatif seperti penambahan berat badan, sakit kepala, ketidakseimbangan hormon, dan banyak lagi. 

Bjork menambahkan, "Setiap kali kita makan permen, kita memperkuat jalur saraf tersebut, menyebabkan otak menjadi semakin terprogram untuk mendambakan gula, membangun toleransi seperti obat lain." 

Selain WHO, Kantor Pencegahan Penyakit dan Promosi KesehatanPedoman Diet 2015-2020 menyarankan untuk mengurangi konsumsi gula tambahan menjadi kurang dari 10 persen kalori per hari. 

Untuk membantu konsumen, Food and Drug Administration atau FDA telah mengembangkan label makanan baru yang mencantumkan gula tambahan secara terpisah, yang harus digunakan oleh produsen. Meskipun beberapa produsen kecil memiliki waktu hingga 2021 untuk mematuhinya. 

“Anda membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, dan saya pikir tidak realistis untuk berpikir bahwa Anda akan dapat sepenuhnya berhenti dari gula” kata Alex Caspero, MA, RD, seorang blogger, pelatih kesehatan, dan pendiri Delish Knowledge. 

“Masalahnya adalah kita tidak dimaksudkan untuk menikmati gula dalam jumlah terkonsentrasi seperti itu. Di alam, gula ditemukan dikelilingi oleh serat, di tebu dan buah-buahan. Itu secara alami datang dalam wadah yang menghasilkan respons gula darah yang lebih pendek dan membantu kenyang. Gula hari ini dimurnikan dan dikonsentrasikan.”  tambah Caspero ihwal makanan manis serta minuman manis. 

DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : 4 Cara Menahan Keinginan Makan Makanan Manis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus