Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mobilitas Tinggi Rentan Terkena HMPV, Ini Panduan Isolasi Mandiri bila Terinfeksi

Mobilitas penduduk yang tinggi disebut bisa picu percepatan penularan HMPV. Berikut panduan untuk melakukan isolasi mandiri bila terinfeksi.

14 Januari 2025 | 09.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi HMPV. Shuttertock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Erlina Burhan, mengatakan penyakit Human Metapneumovirus (HMPV) tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat Indonesia. Walau begitu, potensi penularannya tetap harus diwaspadai agar tidak terjadi wabah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Memang Indonesia tidak mengalami musim dingin seperti negara lain, namun risiko wabah dengan tren kasus sedang-tinggi tetap saja bisa terjadi. Sebab, infeksi dapat cepat menular pada daerah urban dengan kepadatan populasi yang tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daerah dengan mobilitas penduduk yang tinggi juga berpotensi mempercepat penularan. “Mobilitas penduduk tinggi yang sering tiap sebentar ke Singapura, Hong Kong, China, bolak-balik Eropa, Amerika, ini terinfeksi di luar dan di bawa kemari,” ujar Erlina pada Jumat 10 Januari 2025.

Panduan Isolasi Mandiri HMPV

Bila seseorang terkena virus HMPV, alangkah lebih baiknya untuk melakukan tindakan isolasi. Isolasi bisa dilakukan di rumah sakit atau mandiri. "Periode isolasi yang tepat untuk HMPV belum sepenuhnya ditetapkan, tetapi disarankan untuk tetap diisolasi sampai gejala mereda,” kata Direktur Pulmonologi Rumah Sakit Fortis Faribad Ravi Shekhar Jha seperti dilansir dari Indian Express.

Meskipun tidak ada gejala, Jha mencatat bahwa HMPV adalah virus RNA (Asam Ribonukleat), dan RNA-nya dapat dikeluarkan dalam sekresi pernapasan selama lima hingga 14 hari setelah gejala muncul. "Oleh karena itu, periode isolasi yang ideal adalah 14 hari," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua dan Kepala Departemen Pulmonologi di Max Healthcare, Vivek Nangia, menambahkan, "Faktor utama adalah tingkat infektivitas. Virus ini memiliki masa inkubasi dua hingga tiga hari di mana pasien mungkin tidak menunjukkan gejala tetapi tetap bisa menular, dan risiko penularan tetap tinggi selama sekitar lima hingga tujuh hari."

Nangia juga menyebutkan bahwa periode isolasi ini umumnya berlaku sama untuk orang dewasa dan anak-anak. Infeksi HMPV paling menular adalah selama hari-hari awal ketika gejala paling tampak jelas. "Selama waktu ini, konsentrasi virus berada pada puncaknya dalam sekresi pernapasan karena virus aktif berkembang biak. Periode dari hari ke-3 hingga ke-6 setelah gejala muncul adalah fase yang paling menular," katanya.

"Berakhirnya demam, batuk, dan coryza tanpa pengobatan dapat secara tidak langsung menunjukkan bahwa periode isolasi telah berakhir," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Nangia mengatakan, "Setelah gejala batuk dan pilek mereda, umumnya aman untuk mengakhiri isolasi," seraya menambahkan bahwa HMPV bukanlah penyebab kekhawatiran besar."

"Kasus seperti ini biasanya terjadi sekitar waktu ini setiap tahun, dan ini bukan hal yang luar biasa. Namun, penting bagi kita untuk tetap waspada, mengikuti langkah pencegahan, dan tidak lengah,” ucapnya. 

Upaya Minimalisasi Penularan

Menurut Nangia, langkah pencegahan standar sangat penting, yakni jaga jarak aman, kenakan masker N95, praktikkan kebersihan tangan, dan ikuti etiket batuk yang benar. "Jika muncul gejala seperti batuk atau demam, individu harus tinggal di rumah selama setidaknya tiga hingga empat hari hingga gejala mereda."

Langkah pencegahan utama, menurut dia, mencakup menjaga kebersihan tangan yang baik, menjaga jarak aman, dan mengenakan masker saat berinteraksi dengan orang yang terinfeksi. Karena virus menyebar melalui droplet pernapasan ketika seseorang batuk atau bersin, menghindari kontak dekat sangat penting. 

"Selain itu, virus ini menyebar melalui fomites, artinya benda-benda yang disentuh oleh orang yang terinfeksi dapat menjadi tempat virus. Oleh karena itu, sangat penting untuk membersihkan permukaan secara teratur. Dan tentu saja, kita sebaiknya kembali ke salam tradisional seperti Namaste, daripada berjabat tangan, untuk menghindari penularan melalui kontak,” terangnya. 

Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus