Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ngorok, Lantas Mati

Kerbau dan sapi di kab. Agam dan Limapuluh Koto, Sum-bar, kena penyakit ngorok & kemudian mati. Peternak berusaha memotong atau menjualnya dengan harga murah. Penyebabnya, injeksi vaksin se yang tidak beratur.(ksh)

20 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA petani di beberapa daerah Sumatera Barat, awal Mei yang lalu banyak yang meratapi kepergian kerabat kental mereka -- yang bernama kerban dan sapi. Kerabat yang banyak menolong itu pada bergelimpangan oleh serangan penyakit ngorok, Tidak kurang dari 50 ekor binatang yang lamban tapi berotot itu menemukan hari akhirnya, Kabupaten Agam dan Limapuluh Koto paling banyak menderita. Dari Padang, Koresponden TEMPO Muchlis Sulin malaporkan: Para petani peternak di desa-desa Kecamatan Luhak Kabupaten 50 Kota menemukan kerbau mereka mendengkur seperti orang sedang tidur pulas. Sehari kemudian kerbau itu pun menghembuskan nafas terakhir. Malangnya, penyakit ngorok itu sempat menebar kepada rekan-rekan hewan sekandang. "Ada yang mati satu kandang di Balai Panjang," begitu diungkapkan Petani Adam dari desa itu. Tetapi ternyata serangan penyakit ngorok itu menembus juga desa-desa lain di sekitar Balai Panjang. "Di Guguk dan kecamatan Payakumbuh juga berjangkit," kata Bupati 50 Kota, Burhanuddin Putih. Keadaan makin mencemaskan penduduk sana hingga pekan lalu banyak di antara peternak yang menjual kerbau dengan harga murah. Biasanya kerbau dewasa diperjual-belikan Rp 200 ribu seekor. Pekan lalu harganya melorot jadi separo. Di Kabupaten Agam, serangan ngorok ditemukan menyerang ternak di Kecamatan IV Koto. Yang lebih parah menimpa Desa Malalak. "28 ekor kerbau mati di daerah saya," kata Camat IV Koto, Amran Zai. Itu baru di satu desa -- dan dikhawatirkan beberapa desa lainnya di kecamatan itu juga ketularan. Kecemasan yang sama menyebar pula ke berbagai daerah lain, seperti Pasaman dan Pariaman. Pihak Dinas Kehewanan Propinsi sudah menyebarkan beberapa tim ke daerah-daerah wabah. Juga ke daerah-daerah yang belum ketularan. Mantri hewan di beberapa tempat juga dikerahkan untuk melakukan penyuntikan vaksin SE (Septicemia Epizooticae) secara massal. "Kita berburu dengan waktu," keluh Bupati 50 Kota. Bupati itu menjelaskan juga bahwa sampai larut malam mantri hewan di kecamatan ditugaskan memasuki pedalaman sampai ke kaki gunung untuk keperluan penyuntikan. "Kita berusaha mencegah kematian lebih lanjut," tambah Bupati. Di daerah 50 Kota, sampai minggu pertama Mei yang lalu ternak yang mati diketahui berjumlah lebih 20 ekor. Para petani peternak bertangisan begitu menemukan ternak piaraan mereka menjadi bangkai. Memang, baik di Agam maupun di 50 Kota hampir separonya berhasil dijadikan ternak potong sebelum maut sempat merenggut. Di Payakumbuh, seekor kerbau yang baru mulai terkena serangan ngorok masih bisa dijual sekitar Rp 40 ribu. "Tidak ada pilihan. Daripada hilang percuma," kata seorang peternak dari Balai Panjang. Apa hewan korban ngorok tidak berbahaya? "Tidak, asal bagian perutnya dibuang," kata drh. Rusli Harahap di Padang. Jadi aman. Serangan ngorok yang tiba-tiba itu menyebabkan banyak pihak menuding Dinas Kehewanan telah melakukan kelalaian. Para peternak di Kabupaten Kota menyatakan bahwa selama ini ternak mereka sekali setahun mendapat injeksi vaksin SE. Tapi sejak 2 tahun belakangan tidak pernah lagi. Itulah. Para pemangku jabatan di kantor Dinas Kesehatan sendiri berkata: "Yah, begitu tiba-tiba." Rupanya memang tidak diduga. Toh para petani mengajak Dinas Kehewanan jangan hanya mengurusi hewan pemerintah saja. Memangnya hewan penduduk itu milik siapa, kalau bukan rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus