Formula baru yang menambah daya ingat ditemukan. Boleh juga digunakan di Indonesia. LUPA biasanya identik dengan usia. Kian lanjut umur seseorang, kadar pelupanya makin tinggi. Sebenarnya wajar, sebagian memori atau daya ingat lenyap pada mereka yang berusia di atas 30 tahun. "Kehilangan daya ingat 6 sampai 8 persen setiap sepuluh tahun itu masih normal," ujar Thomas H. Crook. Psikolog ini, dan sejawatnya, berpengalaman menangani kasus tadi di Age Associated Memory Impairment (AAMI), terutama terhadap penderita alzheimer. Awalnya, pada pasien alzheimer, menurunnya daya ingat. Kemudian disusul melemahnya daya kenal, dan diikuti kemunduran daya pikir dan logika. Ini disebabkan ada kerusakan pada sel-sel saraf otak yang bersangkutan. Untuk mengembalikan daya ingat yang hilang pada pasien, Crook dan sejawatnya melakukan berbagai penelitian, sampai menemukan obat penyembuhan yang cocok. Pemilik Memory Assessment Clinics di Bethesda, Maryland, AS ini kini sudah menemukan obat baru, yakni BC-PS (Bovine Cortex Phosphatidylserine). Formula alami dari otak sapi ini membantu memulihkan daya ingat yang hilang, bahkan menurunkan dan menolong kemampuan belajar seseorang. Lebih dari 150 sukarelawan yang hilang daya ingatnya dipakai untuk percobaan Crook dan temannya dari Universitas Stanford dan Vanderbilt. Setengah dari mereka tiap hari diberi BC-PS. Sedangkan sisanya mendapat plasebo, yaitu senyawa kimia tak aktif yang dipakai sebagai obat pembanding atau pengontrol pada percobaan produk farmasi, termasuk untuk formula BCPS. Selama uji coba 12 minggu, daya ingat mereka yang mendapat BC-PS meningkat 15%. Keadaan ini tentu menggembirakan Crook dan timnya. "Namun, itu belum hasil menakjubkan," ujarnya. Toh ini suatu konsistensi dari kemajuan, terutama bagi mereka yang kehilangan daya ingatnya sudah akut. Pada dasarnya, BC-PS pelan-pelan mempengaruhi kerja otak. Juga dapat membalikkan beberapa perubahan pada usia otak seseorang. Misalnya mengurangi aktivitas zat kimia acetylcholine (zat yang jadi neurotransmiter utama dalam tubuh) yang berpengaruh terhadap proses belajar dan memori seseorang. Acetylcholine berperan penting menggerakkan kerja otak, di antaranya sebagai penghubung sinyal di sel-sel pembuluh saraf otak. Lewat proses itulah, antara lain, otak bekerja menyimpan memori. BC-PS yang dipakai dalam uji coba pada binatang tidak hanya meningkatkan acetylcholine di otak. Obat ini bahkan mencegah kerusakan sel-sel saraf yang berkaitan dengan usia seseorang. Peneliti yang memakai tikus tua ketika percobaannya di satu perusahaan farmasi di Italia melaporkan, tingkah laku hewan itu kelihatan seperti tikus muda. Crook mengingatkan: tujuan BC-PS bukan membuat orang jadi muda, melainkan memfungsikan kembali daya ingat seperti ketika ia berusia sekitar 30 tahun. "Dengan BC-PS, seseorang bisa melakukan suatu tugas sebaik yang dikerjakan lima atau sepuluh tahun sebelumnya," tutur Crook. Terutama untuk menyembuhkan penderita AAMI dan alzheimer, obat ini direncanakan diproduksi di AS dan Eropa. Di sana, sekitar 10% usia di atas 60 tahun, dan lebih dari separuh usia di atas 85 tahun menderita alzheimer. National Institute of Aging (NIA) malah menduga ada sekitar empat juta warga Amerika terserang penyakit tersebut. Angka ini, konon, membengkak menjadi 14 juta pada tahun 2050. Walau alzheimer belum ditemukan di Indonesia, menurut Kartono Mohamad, kehadiran BC-PS merupakan harapan. "Kita bahkan bisa menggunakan untuk mereka yang mengalami penurunan daya ingat," ujar Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia itu. Rudy Novrianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini