Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pakar UGM Sebut Berbagai Faktor Penting untuk Cegah TBC, Apa Saja?

Selain faktor ketahanan tubuh, pakar juga menekankan pentingnya lingkungan yang sehat untuk pencegahan TBC, yang masih jadi tantangan di Indonesia.

16 Februari 2025 | 14.04 WIB

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis (TBC) sudah ditemukan sejak 1882 oleh Robert Koch namun hingga kini masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan. Ketua Annual Scientific Meeting (ASM) 2025 dari Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.PD-KPTI, mengatakan  bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC memiliki mekanisme bertahan yang kuat dalam tubuh manusia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Bakteri ini memiliki berbagai senjata untuk melawan daya tahan tubuh kita. Ia bisa menginvasi, bertahan dalam tubuh, dan menunggu daya tahan tubuh melemah sebelum menjadi aktif secara klinis,” kata Yanri di sela-sela ASM 2025, di UGM, Yogyakarta, Sabtu, 15 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menjelaskan dari 100 persen populasi yang terpapar bakteri TB, hanya sekitar 10-15 persen yang benar-benar jatuh sakit. Dari jumlah tersebut, 5-10 persen mengalami TB berat. Karena itu, daya tahan tubuh yang baik menjadi faktor utama pencegahan TBC.

“Daya tahan tubuh yang baik bisa diperoleh dari pola hidup sehat sejak kecil, mulai dari asupan gizi yang cukup, olahraga teratur, hingga menjaga lingkungan tempat tinggal yang sehat,” jelas pemilik gelar Ph.D bidang Imunologi Tuberkulosis ini.

Pentingnya lingkungan sehat
Selain faktor ketahanan tubuh, Yanri juga menekankan pentingnya lingkungan yang sehat. Sinar matahari diketahui dapat membunuh bakteri TB sehingga rumah dengan ventilasi baik dan cukup paparan cahaya matahari menjadi langkah pencegahan yang efektif.

“Dulu ada tradisi arisan genting kaca atau rumah dengan banyak ventilasi. Ini sangat baik karena membantu rumah tetap terang dan tidak lembap. Pola hidup sehat ini harus diperkuat kembali,” kata peneliti di Pusat Kedokteran Tropis yang juga Kepala Poliklinik HIV RSUP Dr. Sardjito ini.

Yanri juga mengingatkan kelompok rentan seperti anak di bawah usia 8 tahun dan lansia perlu mendapat perhatian lebih. Sistem imun yang belum sempurna atau mulai melemah dapat membuat mereka lebih mudah terserang TBC. Pemerintah daerah juga diharapkan berperan dalam menciptakan lingkungan sehat, mulai dari penyediaan ruang terbuka hijau, sarana olahraga yang mudah diakses, hingga sistem transportasi yang mengurangi polusi udara.

“Di Jepang, angka obesitas hanya 4 persen karena anak-anak sejak dini sudah diajarkan pola hidup sehat. Setiap sekolah punya ahli gizi yang mengajarkan pentingnya makanan sehat. Di Amerika, kegiatan olahraga di sekolah diadakan tiga kali seminggu. Pola ini bisa kita contoh untuk membangun generasi yang lebih sehat,” ujar Yanri.

UGM juga telah mengambil peran dalam menciptakan lingkungan sehat melalui program Health Promoting University (HPU). Berbagai fasilitas kesehatan dan olahraga disediakan agar mahasiswa dan tenaga pendidik dapat menjalani gaya hidup sehat.

“Di Gadjah Mada Medical Center (GMC), tersedia fasilitas kebugaran yang bisa diakses mahasiswa, juga dosen. Ini salah satu langkah kecil yang menunjukkan bahwa kesadaran kesehatan semakin meningkat,” jelas anggota Dewan Pakar Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES).

Ia menambahkan dengan daya tahan tubuh yang baik, lingkungan yang sehat, dan kepatuhan dalam pengobatan, TBC dapat dikendalikan. Karena itu, kesadaran masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat harus terus ditingkatkan sebagai langkah utama dalam pencegahan penyakit menular ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus