Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pasca Tsunami Banten, Warga Diminta Waspadai Diare

Kementerian Kesehatan mengimbau agar warga Banten, khususnya yang berada di lokasi terdampak tsunami untuk waspada penyakit diare.

26 Desember 2018 | 18.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah anak korban gempa yang terserang diare berada di tenda perawatan posko pengungsian Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat, 21 September 2018. Penyakit diare yang diderita para pengungsi disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap sanitasi. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengimbau agar warga Banten, khususnya yang berada di lokasi terdampak tsunami seperti Pandeglang dan Serang, untuk waspada terhadap penyakit diare. Berdasarkan laporan sementara tim Rapid Health Assessement (RHA) bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan yang terdiri dari Subdit Surveilans, PHEOC Indonesia, FETP Indonesia, KKP Banten, Dinas Kesehatan Banten, dan Dinas Kesehatan Jawa Barat pada 25 desember 2018 diketahui penyakit yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah diare akut.

Baca: Rumah Sehat, Pencegahan Primer Penyakit

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gambaran situasi penyakit potensial KLB sebelum terjadinya bencana di wilayah Padeglang dan Serang pada minggu ke-49 dan ke-50 tahun 2018 berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), 3 penyakit yang kemungkinan tinggi berpotensi KLB adalah diare akut, penyakit serupa influenza (ILI), dan suspek demam tifoid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Pandeglang, kasus diare akut itu mencapai 859 kasus, disusul penyakit serupa influenza (ILI) sebanyak 504 kasus, dan suspek demam tifoid sebanyak 204 kasus. Sementara di Serang, kasus diare akut sebanyak 912, ILI 386 kasus, dan suspek demam tifoid sebanyak 121 kasus.

Data tersebut didapatkan sebelum terjadinya tsunami atau minggu ke-49 dan ke-50 pada tahun 2018). Saat ini setelah tsunami menerjang kedua kabupaten itu ada kemungkinan angka kasus dari ketiga penyakit potensial KLB itu meningkat. Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta kepada seluruh warga terdampak tsunami di Banten agar berusaha untuk menjaga kebersihan. “Minimal cuci tangan sebelum makan untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan menyebabkan diare,” kata Nila, dalam keterangan resmi pada Senin 26 Desember 2018 di Jakarta.

Baca: 4 Makanan yang Wajib Dikonsumsi ketika Diare

Selain diare, Nila juga ingatkan masyarakat agar waspada terhadap penyakit lainnya yang bersumber dari lingkungan. Sebagai tindak lanjut, di antaranya telah dilakukan desinfeksi di Puskesmas Carita oleh tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten dan pemberian bantuan logistik seperti family hygiene kit, masker, plastik sampah, obat-obatan, dan ambulans dari Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, KKP Banten, KKP Soekarno Hatta, KKP Tanjung Priok, serta KKP Bandung.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus