TIAP tahun National Cancer Institute (Lembaga Kanker Nasional)
di Amerika Serikat menghabiskan $ 800 juta. Apa hasilnya? Cara
penelitiannya sedang menjadi bulan-bulanan kritik. Kaum politisi
di Washington juga penasaran karenanya, apalagi NCI sudah
membelanjakan $ 4 milyar sejak Presiden Nixon tahun 1971
melancarkan "perang" melawan kanker.
Di luar NCI, timbul gerakan yang makin memperkenalkan Laetrile
(obat anti kanker yang dibuat dari saripati biji aprikot).
Walaupun diabaikan dan dipandang rendah oleh NCI, obat ini
mendapat kehormatan untuk diteliti secara klinis. Dimulai awal
tahun ini, penelitian itu melibatkan 300 pasien kanker gawat
dengan dana $ 250.000.
Para ahli di NCI tetap yakin Laetrile samasekali tak berguna.
Malahan bisa membunuh, karena cyanide yang dikandungnya.
Benar, 3 Desember lalu seorang wanita berusia 42 tahun di
California meninggal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan racun
cyanide dari obat tersebut menjadi penyebab kematiannya.
Laetrile ditemukan sejak 1960-an. Namun NCI belum pernah
melaksanahan percobaan klinis terhadap obat itu. Percobaannya
terhadap tikus memang pernah. Dan tikus percobaan bermatian,
karena racunnya. Tentu saja, kelompok dokter yang memperjuangkan
digunakannya obat tersebut mengeritik cara penelitian. Mereka
menganggap dosis yang digunakan terlalu banyak.
Di AS sendiri obat itu dilarang, sekalipun Laetrile ditemukan
oleh warga AS, ahli biokimia bernama Krebs yang tinggal di
negara bagian Kalifornia. Tapi di negara tetangganya, Mexico,
obat itu dipergunakan dengan bebas. Ada beberapa pabrik pembuat
Laetrile di Mexico yang dibiayai para pendukungnya yang berdiam
di AS.
Di kota kecil Tijuana, kira-kira 10 km dari perbatasan
AS-Mexico, malahan berdiri klinik kanker. Obat utamanya
Laetrile. Puluhan penderita kanker saban hari berkunjung kemari
dari berbagai penjuru dunia. Juga banyak dari AS. Mereka
biasanya mengaku sebagai turis. Tapi begitu melintasi
perbatasan, mereka masuk ke klinik yang dipimpin oleh Ernesto
Contreras.
Ada pula orang Amerika mencapai Tijuana dengan surat izin dari
pengadilan. Di pengadilan mereka mengatakan sinar atau obat
kimia tak ada hasilnya, dan sekarang mau mencoba dengan
Laetrile. Dengan surat izin itu mereka boleh pula pulang dari
Mexico dengan membawa Laetlile.
Menurut Contreras, sari pati biji aprikot yang disebutkan juga
vitamin B 17 nampak berfaedah untuk beberapa jenis tumor dan
kanker. Ia sendiri tidak menyebutkan Laetrile sebagai obat
penyembuh, melainkan sebagai "obat pengontrol kanker." Karena,
katanya, penyakit tersebut disebabkan oleh cara hidup terutama
kebiasaan mkan yang salah. Untuk menyembuhkan secara tuntas,
katanya, tak mungkin, tapi diusahakan jangan sampai jadi tambah
mengganas.
Karena makanan
"Misteri kanker ini terletak dalam bidang diit. Pencegahan
maupun penyembuhannya bisa ditemukan dalam vitamin, mineral dan
en2yme, "ulas Dr Richardson. Kurangnya makan segar dan terlalu
banyak makan daging dan zat pengawet, salah satu penyebab
penyakit, katanya. Richardson adalah penyokong Laetrile yang
gigih dari Albany, California. Karena menggunakan Laetrile, izin
praktek dokternya dicabut. Kemudian dia dituduh pula berkomplot
menyelundupkan obat itu ke AS. Dia dijatuhi hukuman denda
$20.000. Namun sejak dua tahun lalu 23 negara-bagian di AS
mengizinkan penggunaan obat tersebut.
Laetrile tidak hanya dari Mexico. Obat dengan kandungan zat yang
sama juga dibuat di Monaco dan Jerman Barat. Ke Indonesia
sendiri sudah tiga kali datang orang Amerika yang berniat
membuat obat semacam itu dari sari pati singkong beracun.
Singkong beracun, katanya, serumpun dengan aprikot. Mereka
lantas menemui dr Goellawan di Cisarua yang menggunakan singkong
untuk kanker. Pengusaha Amerika ini sebelumnya sudah menjajagi
kemungkinan pembangunan pabrik semacam itu di Pilipina. Tapi
ternyata linamarin sebagai zat aktif anti kanker yang terdapat
dalam singkong beracun di Indonesia lebih tinggi.
Mereka yang menempuh cara pengobatan alamiah seperti Laetrile
mengembangkan sayapnya ke mana-mana, di samping para ahli yang
yakin dengan zat kimia mencatat kemajuan. Di Swedia ditemukan
interferon. Dalam oeberapa percobaan zat tersebut bisa
menyembuhkan tumor. American Cancer Societ ingin pula
mengembangkannya. Ahli dari AS sendiri menemukan zat kimia yang
bernama lornustine untuk melawan kanker, khusus yang menyerang
paru-paru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini