Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puasa intermiten termasuk jenis diet dengan banyak pelaku, termasuk kalangan terkenal macam keluarga Kardashian dan mantan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak. Namun para peneliti menemukan jenis diet ini bisa merusak folikel rambut hingga menyebabkan kebotakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti dari Universitas Westlake di Zhejiang, Cina, menyebut kaitan diet ini yang menyebabkan sel-sel energi kelaparan padahal perlu merangsang perumbuhan rambut yang sehat. Para ilmuwan itu telah mekukan uji coba pada tikus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami tak ingin menakut-nakuti orang agar tak melakukan puasa intermiten. Hanya penting untuk mengetahui diet ini mungkin punya dampak yang tak diinginkan," jelas penulis senior penelitian yang juga pakar biologi sel punca, Zhang Bing, seperti dikutip dari Daily Mail.
Diet ini membuat orang tak makan dalam waktu cukup lama atau hanya makan sedikit, biasanya di pagi hari. Pola makan ini disebut banyak manfaatnya bagi kesehatan selain menurunkan berat badan, termasuk mengurangi risiko demensia.
Untuk eksperimen ini, bulu tikus dicukur dan diberi makan setiap 8, 16, atau 48 jam dibandingkan dengan kelompok lain yang tak dibatasi makannya. Bulu tikus yang tak dibatasi makan tumbuh lagi setelah 30 hari sedangkan yang dibatasi makannya hanya tumbuh bulu sebagian setelah 96 hari.
Para pakar mengatakan penyebabnya mungkin sel-sel rambut yang butuh "aktivasi" rutin yang dipicu energi dari pola makan. Namun puasa intermiten membatasi asupan makanan sehingga mematikan sel-sel rambut.
Risiko Berlipat Alami Masalah Jantung
Penelitian lain mendapatkan hasil serupa dengan melibatkan 49 anak muda dan berpuasa selama 18 jam. Para ilmuwan menemukan diet dengan pembatasan waktu makan mengurangi kecepatan pertumbuhan rambut sebesar 18 persen dibanding yang tidak dibatasi, dalam waktu 10 hari.
"Kami melihat efek yang lebih ringan pada manusia. Jadi, masih ada rambut yang tumbuh hanya saja sedikit lebih lambat dari biasanya," tutur Zhang.
Para peneliti menarik kesimpulan penyebabnya mungkin karena manusia saling berbeda dalam hal pembentukan genetik sehingga hasilnya pun bervariasi dan beberapa mengalami dampak dari diet ini. Penelitian ini muncul setelah riset sebelumnya di Cina yang menyebut diet ini bisa menggandakan risiko kematian akibat masalah jantung. Studi melibatkan 20 ribu orang dewasa dengan hasil mereka yang hanya makan setiap delapan jam dalam sehari berisiko dua kali lipat mengalami serangan jantung dan stroke di kemudian hari.