Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Kalau traveling ke Palembang wisatawan bisa mencicipi kopi ala kafe di sekitar jalan utama, namanya Kopi Jangkar Keliling. Kopi keliling pertama di Palembang ini didirikan oleh dua pengusaha Andisman dan Ervandi. Keduanya mengusung konsep ini untuk bertahan dalam dunia usaha kopi dan mensiasati harga kopi yang melambung tinggi hingga dua kali lipat di pasaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum membuat kopi keliling, Andisman hanya menjual bubuk kopi yang diolahnya sendiri. Dari mulai me-roasting hingga memasarkan produksnya ke ritel-ritel. "Tapi, karena harga kopi naik kemarin, kita jadi bimbang, apakah masih cuan atau tidak. Karena kalau menaikkan harga, kita sangat sayang, karena kita sudah punya market sendiri," kata Adisman saat ditemui Tempo di lokasi industri rumahannya, yang terletak di Jalan Abusamah, Sukabangun II, Kota Palembang. Sabtu, 26 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsep kedai kopi kelilingnya dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan orang-orang yang tidak sempat minum kopi di kedai kopi atau yang sedang menekan budget harga kopi.
"Karena kopi ini bisa dibilang sudah menjadi kebutuhan, jadi konsepnya ini kita memberikan kemudahan bagi pekerja atau bahkan non pekerja untuk menikmati kopi dengan harga yang murah dan enak," kata pria kelahiran 1993 itu.
Kopi Jangkar Keliling sudah beroperasi sekitar tujuh bulan, sejak Febuari 2024. Nama Jangkar merupakan singkatan dari Jangkauan Rakyat, di mana kopi keliling ini diklaim bisa dinikmati oleh semua kalangan dari mulai level kelas atas hingga bawah.
"Idenya memang kita menyediakan kopi dengan harga yang terjangkau ya. Paling murah itu Rp8 ribu dan paling mahal itu Rp12 ribu, jadi cukup bisa dijangkau semua kalangan. Bahkan anak-anak sekolah juga," kata Adisman.
Ada tujuh varian rasa, yaitu Kopi Susu Jangkar (Rp 8 ribu), Kopi Susu Gula Aren (Rp 10 ribu), Kopi Milo (Rp 10 ribu), Americano (Rp 8 ribu), dan Black Charcoal Latte (Rp 12 ribu). Sedangkan untuk non coffee-nya, ada Teh Tarik (Rp 10 ribu), Lemon Tea (Rp 8 ribu), dan Signature Chocolate (Rp 10 ribu).
Saat ini ada empat gerai kopi keliling yang menggunakan sepeda listrik, yang berkeliling di kawasan Kantor Gubernur Sumsel - Taman TVRI - Kambang Iwak Park - Celentan - Pupuk Sriwidjaja - Sekip - Rajawali hingga Jalan Kolonel Haji Burlian dari Pukul 8 pagi hingga 4 sore. "Saat ini baru empat ya, target kita itu 10 nanti dan kita akan membuka gerai keliling juga di Lampung," kata Adisman.
Sejak beroperasi hingga kini penjualannya dalam sehari bisa mencapai 70-80 cup kopi. Sedangkan untuk pembelinya didominasi oleh pekerja kantoran, generasi milenial dan z. "Tapi tak jarang juga ada anak-anak sekolah yang beli. Karena harganya murah ya," katanya.
Pilihan editor: Perbedaan Dua Jenis Kopi Populer: Kopi Robusta dan Kopi Arabika