Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengingatkan pentingnya peran keluarga untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pendekatan terhadap anak demi mencegah terjadinya penculikan. Hal itu penting untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan anak dan menciptakan rasa nyaman agar mereka berani melapor jika ada hal yang mencurigakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mendorong orang tua untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak. Orang tua juga harus lebih waspada dan meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, terutama saat bermain di luar rumah," kata Plt Asisten Deputi Bidang Pelayanan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus KemenPPPA, Atwirlany Ritonga, di Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penculikan bermodus pacaran
Baru-baru ini terungkap kasus penculikan anak dengan modus pacaran lewat media sosial. Seorang anak perempuan berinisial I (15 tahun) meninggalkan rumahnya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada 25 Mei 2024. Korban anak diduga kabur bersama AR (26), laki-laki asal Rangkas Bitung, Banten, yang dikenal lewat media sosial Facebook.
Keluarga korban melaporkan kasus ini ke KemenPPPA pada 29 Mei. Setelah melalui proses pencarian, tim Siber Bareskrim Polri akhirnya berhasil menemukan I pada 15 Juni. KemenPPPA mengapresiasi kerja cepat Bareskrim Polri yang berhasil menangkap pelaku.
"Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polres Karawang atas gerak cepat dalam menindaklanjuti kasus pelaku penculikan anak melalui modus pacaran di media sosial. Korban berhasil ditemukan oleh Bareskrim Polri dan dijemput oleh Polres Karawang pada Sabtu, 15 Juni 2024. Saat ini, AMPK (anak yang memerlukan perlindungan khusus) sudah kembali dalam pengawasan keluarga dan pelaku sudah ditahan," ujar Atwirlany.
Kondisi korban penculikan saat ditemui dalam keadaan sehat dan mampu berkomunikasi dua arah dengan baik. Menurutnya, korban telah menjalani visum namun hasilnya masih dalam pemeriksaan dokter forensik.
"Kami akan terus memonitor pendampingan untuk korban dan mengawal proses hukum," jelasnya.
Pilihan Editor: Pentingnya Peran Keluarga dalam Mencegah Kejahatan Siber