Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gagal hati akut adalah kondisi saat tubuh kehilangan fungsi hati akibat berbagai kondisi, seperti keracunan jamur ataupun overdosis obat asetaminofen atau parasetamol. Fungsi hati di antaranya tempat memproses semua asupan yang masuk, baik makanan maupun minuman, serta menghasilkan energi serta nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fungsi hati yang lain seperti menyaring zat berbahaya pada darah, juga melawan infeksi. Gagal hati akut bisa juga disebabkan oleh genetik atau penyakit keturunan dari salah satu orang tua. Maka, orang dengan keluarga yang punya riwayat gagal hati akan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit yang sama daripada yang tidak punya keluarga dengan riwayat gagal hati ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gagal hati jenis ini merupakan gagal hati yang berkembang lebih cepat dari jenis lain, yaitu gagal hati kronis. Lalu, apa saja gejala gagal hati? Dilansir dari Healthline, beberapa kasus pasien gagal hati tidak memiliki gejala apapun hingga berangsur pada kondisi serius. Namun, beberapa penderita gagal hati umumnya mengalami gejala berikut:
-Mual
-Kehilangan nafsu makan
-Kelelahan
-Diare
-Penyakit kuning, saat mata dan kulit berwarna kuning
-Penurunan berat badan
-Mudah alami memar dan luka berdarah
-Gatal-gatal
-Edema atau penumpukan cairan pada kaki
-Asites atau penumpukan cairan pada perut
Pengobatan gagal hati
Pengobatan untuk pasien gagal hati cukup beragam, tergantung pada tingkat keparahan penyakit yang diderita. Umumnya, jika hanya sebagian hati pasien yang rusak dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat bagian hati tersebut. Hati yang rusak bisa nantinya akan tumbuh kembali. Namun, pada penderita gagal hati akut yang kerusakannya terlalu parah akan dipertimbangkan untuk dilakukan tranplantasi hati.