Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fisura ani bisa muncul saat kekurangan serat. Fisura ani atau fisura anus adalah robekan kecil pada jaringan tipis dan lembab (mukosa) yang melapisi anus. Fisura anus dapat terjadi ketika mengeluarkan tinja yang keras atau besar saat buang air besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari Mayo Clinic, fisura anus biasanya menyebabkan rasa sakit dan pendarahan saat buang air besar. Anda juga mungkin mengalami kejang pada cincin otot di ujung anus (sfingter anal).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fisura ani sangat umum terjadi pada bayi muda, juga dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Sebagian besar fisura anus membaik dengan perawatan sederhana, seperti peningkatan asupan serat. Beberapa orang dengan fisura anus mungkin memerlukan pengobatan atau kadang-kadang pembedahan.
Gejala fisura ani:
-Nyeri, terkadang parah, saat buang air besar.
-Nyeri setelah buang air besar yang bisa bertahan hingga beberapa jam.
-Darah merah cerah pada tinja atau tisu setelah buang air besar.
-Retakan yang terlihat pada kulit di sekitar anus.
-Benjolan kecil atau tanda kulit pada kulit di dekat fisura anus.
Kapan harus ke dokter? Temui dokter jika mengalami rasa sakit saat buang air besar atau melihat darah pada tinja atau tisu setelah buang air besar.
Penyebab fisura anus:
-Mengejan saat tinja besar atau keras.
-Sembelit dan mengejan saat buang air besar.
-Diare kronis
-Hubungan seks anal
-Persalinan
Baca juga: 5 Manfaat Terong untuk Kesehatan