Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perimenopause atau fase transisi sebelum menopause bisa dialami perempuan di usia awal 40-an dan berlangsung selama beberapa tahun. Namun, kebanyakan wanita tidak menyadari gejalanya dan potensi risiko kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perimenopause bisa membingungkan karena peremuan masih haid tapi mengalami perubahan suasana hati, uring-uringan, hot flashes, dan kelelahan. Penurunan bertahap fungsi rahim ini adalah cara alami tubuh mempersiapkan diri. Namun tanpa kepedulian dan dukungan yang layak, periode ini bisa mempengaruhi kualitas kehidupan wanita," jelas Dr Usha Kiran, konsultan ginekologi di Prime Hospital Dubai, kepada Gulf News edisi 14 Maret 2025.
Pahami Gejala
Menopause tidak terjadi tiba-tiba tapi transisi yang bertahap. Wanita sering salah mengartikan tanda awal sebagai gaya hidup terkait stres atau penuaan. Gejala menopause umum termasuk:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
-Hot flashes dan keringat malam
-Perubahan suasana hati dan uring-uringan
-Gangguan tidur
-Kabut atau dan daya ingat menurun
-Nyeri sendi dan berat badan naik.
"Gejala-gejala ini mungkin muncul beberapa tahun sebelum menstruasi. Wanita perlu mengenali gejala segera mencari bantuan medis untuk mengelola perubahan secara efektif," saran Kiran.
Ada dua alasan untuk memperhatikan menopause, mengelola gejala dan kesehatan jangka panjang. "Gejala seperti hot flashes dan perubahan suasana hati biasanya membaik dalam 2-5 tahun. Akan tetapi, dampak jangka panjang menopause seperti kehilangan massa tulang (osteoporosis), meningkatnya risiko penyakit jantung, dan menurunnya kognitif butuh perhatian. Terapi pergantian hormon (HRT) sangat efektif untuk mencegah gejala ini. Pola makan dan olahraga bisa membantu tapi tak seefektif HRT dalam menjaga kesehatan tulang, jantung, dan otak," papar Kiran.
Mengelola Menopause Dini
Buat yang mengalami menopause dini, tantangannya lebih berat. Potensi tak lagi reproduktif dan risiko kesehatan bisa membuat cemas tanpa intervensi dini. Dr Nahla Kazim dari Pusat Kesuburan Bournhall Mediclinic dan pendiri Kazim’s Fertility Barza menekankan pentingnya diagnosis dini.
"Membekukan sel telur adalah perubahan strategi pada perempuan yang didiagnosa kondisi yang dapat memicu kegagalan rahim. Idealnya, perempuan perlu berkonsultasi ke spesialis kesuburan sebelum berusia 35 tahun untuk hasil terbaik. Kemajuan teknik bayi tabung telah meningkatkan angka keberhasilan," tutur Kazim.
Kemajuan ilmu pengetahuan adalah kunci mengelola menopause. "Perempuan harus berani membicarakan perubahan ini secara terbuka. Mereka tak boleh merasa harus menanggung semua gejala ini secara diam-diam," saran Kiran.
Pilihan Editor: Camilan yang Dianjurkan Pakar di Masa Menopause