Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Proning adalah proses membalikkan tubuh pasien dengan pergerakan yang tepat dan aman, dari yang awalnya berbaring telentang kemudian di balik posisinya sehingga orang tersebut tengkurap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara medis, proning dapat dilakukan untuk mengatur kenyamanan dalam napas dan oksigenasi. Proning sangat bermanfaat untuk dilakukan bagi pasien Covid-19 yang mempunyai masalah dengan pernapasan, terutama saat isolasi mandiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Posisi tengkurap meningkatkan ventilasi, membuka alveolar, dan membuat pernapasan menjadi lebih lancar. Posisi ini hanya dibutuhkan ketika pasien merasakan kesulitan dalam bernafas dan SpO2-nya menurun melewati angka 94.
Melakukan pengecekan reguler terhadap SpO2, temperatur badan, tekanan darah, dan gula darah sangat penting dilakukan saat isolasi mandiri. Terjadinya hipoxia (terganggunya sirkulasi oksigen) akan berujung pada komplikasi parah.
Begini cara melakukan tidur tengkurap yang benar:
1. Sediakan empat bantal.
2. Posisikan bantal pertama di bawah leher.
3. Posisikan bantal kedua di bawah badan bagian dada hingga paha atas.
4. Letakkan dua bantal terakhir di bawah tulang kering. Lebih baik untuk tidak bertahan di posisi yang sama lebih dari tiga puluh menit.
Meski posisi tengkurap adalah posisi yang dianjurkan di sini, ada baiknya merelaksasi badan dengan melakukan posisi yang lain. Contohnya, berbaring menghadap ke kiri, kanan, dan duduk.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan proning:
1. Jangan berbaring tengkurap langsung saat setelah makan dan tunggu hingga beberapa jam.
2. Jangan menghabiskan waktu tidur tengkurap, hanya sampai batas waktu dibutuhkan saja.
3. Lakukan tidur tengkurap dengan beberapa siklus per hari. Lakukan pengecekan rutin terhadap badan dan cek apabila ada luka yang terjadi selama proning.
Perlu diingat bahwa terapi proning terbatas untuk orang-orang yang tidak memiliki kondisi medis tertentu. Contohnya, sedang dalam masa kehamilan, adanya hemoptisis, pasien melakukan operasi setidaknya lima belas hari ke belakang, dan lainnya. Meskipun tidur tengkurap secara medis terbukti ampuh dalam melancarkan pernafasan, tetap harus dilakukan dengan prosedur yang benar.
DINA OKTAFERIA | mohfw.gov.in
#JagaJarak
#PakaiMasker
#CuciTangan
Baca juga: Pengobatan pasien corona: Mengapa menengkurapkan pasien Covid-19 bisa membantu menyelamatkan nyawa