Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis paru Rumah Sakit Akademik UGM, dr. Astari Parnindya Sari, menyebutkan teknik proning atau posisi tengkurap bisa menjadi sarana pertolongan pertama bagi orang yang mengalami sesak napas, termasuk pasien COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Posisi prone bisa membantu menaikkan saturasi oksigen dalam tubuh. Namun, kita tetap harus memperhatikan berapa target oksigen minimal pasien," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski prone bisa membantu menaikkan saturasi oksigen, jika masih terlalu jauh dari targetsaturasi minimal maka tetap membutuhkan tambahan oksigen. Astari menjelaskan posisi prone dianjurkan untuk memaksimalkan fungsi paru bagian belakang atau yang berada pada bagian punggung. Pasalnya, saat tidur dalam posisi terlentang fungsi paru di bagian punggung cenderung kurang bekerja secara maksimal.
Dengan melakukan posisi prone diharapkan dapat memudahkan daerah paru di belakang mengambil oksigen sehingga dapat meningkatkan pasokan oksigen dalam tubuh.
"Dengan posisi tengkurap bisa membuka area-area paru di belakang yang luasnya lebih besar dibanding bagian depan sehingga memudahkan dalam mengambil oksigen dan menaikkan saturasi," jelasnya.
Ia menyebutkan ada tiga posisi prone yang bisa dilakukan, yakni tengkurap dengan meletakkan bantal di area leher, panggul, serta kaki, posisi tidur menyamping dengan meletakkan bantal di kepala, pinggang, dan kaki, serta posisi tidur bersandar pada tumpukan bantal. Masing-masing posisi dilakukan selama 30 menit.
Kendati bisa membantu pasien sesak napas, menurutnya posisi proning tidak disarankan untuk beberapa orang, seperti perempuan hamil, pasien dengan trombosis vena, pasien dengan gangguan jantung, serta patah tulang panggul.