Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perundungan atau bully masih saja terjadi. Baru-baru ini sebuah video viral memperlihatkan seorang warga yang kesehariannya menjajakan jalangkote dengan mengendarai sepeda dihadang sekelompok pemuda hingga terpelanting bersama sepedanya di sebuah lapangan rumput. Tak sampai di situ, korban yang telah tersungkur bersama jajanannya itu masih saja dikerjai oleh kelompok pemuda tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentu tidak ada orang tua yang ingin memiliki anak seorang tukang bully. Terkadang, bullying bisa dilakukan oleh anak-anak karena adanya ketidakmampuan untuk mengendalikan rasa marah atau adanya tekanan dari teman sebayanya. Walau demikian, orang tua harus tetap mendisiplinkan anak yang sudah melakukan kesalahan. Ada beberapa cara mendidik anak agar tidak menjadi pelaku bully baik di sekolah atau di lingkungan.
Berikut ini cara mendidik anak agar tak jadi pelaku bully:
- Jangan tunda diskusi
Ketika Anda sudah mengetahui bahwa anak melakukan bullying di sekolah, langsung tegur dan diskusikan kesalahannya itu. Hal ini bisa memberikan kesadaran kepada anak, bahwa melakukan bullying adalah hal yang salah dan tidak terpuji. Biarkan anak tahu bahwa ia harus segera memperbaiki diri dan tidak melakukan tindakan bullying lagi terhadap teman sebaya. - Cari tahu penyebab bullying
Untuk mencari tahu latar belakang anak melakukan tindakan bullying, Anda harus bertanya dulu kepada anak, mengapa mereka “menindas” temannya?
Misalnya, jika anak Anda mengaku, ia ingin populer di sekolah dengan cara melakukan tindakan bullying, segera bahas pentingnya persahabatan yang sehat antara teman agar anak Anda sadar, bahwa melakukan bullying bukan cara yang tepat untuk menjadi terkenal.
Namun ingat, jangan pernah menyepelekan, apalagi membenarkan, perlakuan buruk anak Anda itu. - Ingatkan bahwa bullying bukan jalan keluar
Bullying bukanlah jalan keluar anak dalam menghadapi persoalannya di sekolah. Anda harus bisa tahu cara mendidik anak, agar ia tidak memilih tindakan bullying dalam menyelesaikan suatu masalah, atau mencari pengakuan dari teman-temannya. Tegaskan bahwa setiap tindakan buruk, termasuk bullying, harus dipertanggungjawabkan. Biasanya, anak-anak memang tidak mau mengakui kesalahannya, dan tugas orangtua adalah menghilangkan sifat itu. - Memberikan konsekuensi logis
Untuk menghadapi anak yang kerap melakukan bullying, cara mendidik anak yang tepat ialah menumbuhkan konsekuensi logis. Jika anak melakukan cyberbully melalui komputer atau smartphone-nya, konsekuensi yang harus diterima adalah, penyitaan gadget, agar tidak melakukan tindakan bullying lagi.
Kemudian, jika ia tidak sendirian dalam melakukan tindakan bullying, ada baiknya pisahkan anak dari teman-temannya itu untuk beberapa waktu, agar ia berpikir ulang bahwa kelakuannya tidak dibenarkan. - Ajarkan kemampuan baru
Setelah mengetahui alasan di balik tindakan bullying yang dilakukan anak, langsung cari solusinya. Misalnya, jika anak melakukan bullying karena ingin populer, biasanya hal itu dikarenakan kurangnya percaya diri. Bantu anak untuk bisa melihat nilai dan harga dirinya, agar mampu berbaur dengan percaya diri. Kalau bullying dilakukan karena sering emosi, ajarkan cara mengatur amarahnya. Hal-hal ini ampuh untuk mencegah perlakuan bullying di masa yang akan datang. - Hindari mempermalukan anak di depan publik
Jika benar anak Anda melakukan tindakan bullying, jangan hukum dia di depan publik. Hal ini justru bisa membuatnya merasa malu dan rendah diri.
Anak tidak akan belajar disiplin dengan jenis hukuman seperti ini. Bahkan, “mempermalukan” anak juga masuk dalam kategori bullying, dan ia malah akan menjadikan itu sebagai contoh buruk di masa depan. Tidak mungkin anak melakukan tindakan bullying tanpa maksud dan sebab. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui alasan di balik tindakan bullying yang dilakukan anak, terhadap temannya.
SEHATQ
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini