Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usia tua bukan alasan untuk tidak aktif. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta warga lanjut usia atau lansia mempertahankan produktivitas dengan menjaga kesehatan, mulai dari rutin berolahraga hingga skrining kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tugas kami di Kementerian Kesehatan adalah memastikan kaum lansia tahu bagaimana caranya untuk bisa hidup tetap sehat,” kata Budi saat peluncuran Gerakan Kesehatan Lansia dan Peluncuran Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK), Jumat, 3 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, upaya yang bisa dilakukan di antaranya beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, senam, bersepeda maupun olahraga lainnya selama 30 menit, lima hari dalam sepekan. Selain aktivitas fisik, Menkes juga menganjurkan lansia melakukan aktivitas senam otak.
Ia menegaskan upaya preventif dan promotif merupakan cara yang paling efektif untuk menjaga diri tetap sehat. Oleh karena itu, rutinitas hidup sehat harus dimulai sejak dini.
“Bahkan, sejak usia 50 tahun masih bisa dimulai rutinitas hidup sehat, jangan menunggu ketika memasuki usia lansia (60 tahun), mulai dengan melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari minimal lima hari dalam sepekan,” imbaunya.
Selain itu, upaya skrining kesehatan secara rutin harus dilakukan untuk mempercepat tegaknya diagnosis saat ada potensi penyakit yang lebih berat sehingga upaya pencegahan tetap dapat dilakukan.
“Apabila indikasi penyakit berat bisa terdeteksi lebih dini, maka kita bisa lebih memastikan kesehatan ke depannya. Menjaga kesehatan jauh lebih baik dan lebih murah," jelasnya.
Menteri Kesehatan juga menjelaskan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan untuk merekam hasil pemeriksaan kesehatan pasien. ASIK merupakan pencatatan individu deteksi dini penyakit tidak menular secara digital yang saat ini berjalan untuk usia produktif di atas 15 tahun hingga usia lanjut.
Pencatatan hasil deteksi dini individual oleh tenaga kesehatan, kader posyandu atau posbindu, caregiver melalui SehatIndonesiaKu (ASIK) dan secara mandiri (self-assessment) terkait status risiko melalui pengembangan tahap berikutnya dari PeduliLindungi. Budi mengatakan kedua aplikasi itu akan saling terintegrasi dan melengkapi agar monitoring oleh fasilitas layanan kesehatan primer lebih mudah, status risiko masyarakat dapat segera diketahui secara tepat, pemberian obat hingga rekomendasi untuk tindakan medis lanjutan kepada fasilitas kesehatan rujukan dapat dilakukan seefisien mungkin.
“Kedua aplikasi ini akan saling terintegrasi nantinya. Aplikasi ASIK akan merekam hasil pemeriksaan kesehatan pasien yang nantinya bisa diakses oleh pasien pada aplikasi peduli lindungi," paparnya.