Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto, telah mengganti nama program makan siang gratis menjadi program makan bergizi gratis. Apa yang mendasari perubahan istilah ini? Apa pula makan bergizi itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, perubahan nama ke makan bergizi gratis tersebut bertujuan untuk memberikan makna yang lebih dalam pada program tersebut. Di samping itu, ia menuturkan Prabowo ingin menyampaikan pesan yang lebih kuat untuk publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi tentu yang ingin disediakan Pak Prabowo itu bukan hanya sekadar ‘makan’, namun makan yang bergizi dan gratis,” kata Dahnil dalam pesan video yang diterima Tempo, Sabtu, 25 Mei 2024.
Dilansir dari laman Kemkes, gizi seimbang adalah pengaturan asupan harian yang jenis dan jumlah nutrisi yang dikandungnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemenuhan gizi ini harus memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan menjaga berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Lantas, adakah panduan Kemenkes mengenai makan bergizi?
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Kemenkes
Dilansir dari bblabkesmasmakassar.go.id, Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sebagai pengganti prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi zaman sekarang.
PGS adalah prinsip dalam mengonsumsi berbagai jenis makanan yang diiringi dengan aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan pemantauan berat badan secara rutin. Gizi Seimbang mengacu pada komposisi nutrisi yang terdiri dari jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
PGS diilustrasikan seperti sebuah tumpeng yang disebut Tumpeng Gizi Seimbang dengan lapisan-lapisan sebagai berikut:
- Bagian dasar tumpeng menggambarkan makanan pokok yang harus dikonsumsi. Makanan pokok adalah sumber karbohidrat bagi tubuh. Normalnya, disarankan untuk mengonsumsi makanan pokok sebanyak 3 – 4 porsi per hari.
- Lapisan kedua terdiri dari buah dan sayuran yang merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat pangan. Konsumsi sayuran dianjurkan sebanyak 3 – 4 porsi setiap kali makan, sementara buah disarankan untuk dikonsumsi sebanyak 2 – 3 porsi per hari.
- Lapisan ketiga berisi lauk-pauk hewani, susu, serta sumber protein dan lemak lainnya. Porsi protein yang disarankan adalah 2 – 4 porsi makanan sumber protein setiap hari.
- Lapisan puncak berisi garam, gula, dan lemak. Area puncak yang sempit menandakan bahwa ketiga jenis makanan ini harus dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit. Anjuran konsumsi gula, garam, dan minyak disingkat menjadi G4-G1-L5, yang memiliki penjelasan sebagai berikut:
- Gula: maksimal 4 sendok makan (50 gram/orang/hari)
- Garam: maksimal 1 sendok teh (5 gram/orang/hari)
- Lemak: 5 sendok makan (67 gram/orang/hari)
Lengkapi dengan minum air putih yang cukup minimal 8 gelas sehari serta aktivitas fisik dan pemantauan berat badan secara rutin.
10 Pedoman Gizi Seimbang
Dilansir dari p2ptm.kemkes.go.id, berikut sepuluh pedoman gizi seimbang yang dipromosikan oleh Kemenkes:
- Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
- Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak
- Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal
- Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
- Biasakan sarapan pagi
- Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
- Banyak makan buah dan sayur
- Biasakan membaca label pada kemasan pangan
- Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
SUKMA KANTHI NURANI | NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI
Pilihan editor: Staf Ahli Kemendikbud: Program Makan Bergizi Gratis Sulit Gunakan Anggaran Pendidikan
Foto 
